Liputan6.com, Temanggung - Wasiyanto, orangtua Joan Choiruli Shandy dipanggil petugas Polres Temanggung. Di hadapan petugas Wasiyanto menceritakan kronologi penganiayaan berdasarkan pengakuaan dari anaknya.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (20/10/2014), selain itu Wasiyanto juga memberikan keterangan, bahwa pasca-kejadian anaknya mengalami trauma dan tidak mau bersekolah lagi.
Saat ini petugas masih melakukan klarifikasi dengan memanggil kedua belah pihak, yaitu orangtua korban dan pihak sekolah.
Pihaknya juga belum memastikan apakah ada sanksi pidana atau tidak terhadap para pelaku. Mengingat mereka masih di bawah umur.
Beberapa waktu lalu rekaman video berdurasi 2 menit 27 detik telah tersebar di internet. Dalam video tersebut terlihat tindakan penganiayaan terhadap siswa SDN Pringsurat 1, yaitu Joan Choiluri Shandy.
Joan dipukul dan dikeroyok teman-temannya dengan menggunakan sapu dan dibenturkan ke tembok oleh 4 temannya.
Tidak hanya itu, korban juga ditendang dan diseret masuk ke kelas. Ironisnya kejadian penganiayaan pada bulan Maret lalu berlangsung di kelas yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah dan guru. Namun tidak ada satupun pendidik yang melerai tindakan brutal murid-muridnya saat itu. (Ado)
Baca juga:
Misteri Kematian Siswa SMU yang Jatuh dari Kincai Plaza Jambi
Baca Juga
Komnas PA: Kekerasan Anak SD di Sumbar Karena Pembiaran Sekolah
Advertisement
DPR: Terima Kasih Video Kekerasan SD Sumbar Diunggah ke Youtube