Liputan6.com, Jakarta - Pidato pertama Presiden RI Joko Widodo memberikan gambaran masa depan negeri ini dalam 5 tahun masa kepemimpinannya. Jokowi, begitu ia akrab disapa, bertekad kembali ke laut menegakkan kejayaan nusantara di samudera. Tak lupa ia juga menegaskan sikap Indonesia dalam hubungan antar bangsa.
Di depan Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Menlu Amerika Serikat John Kerry, Menteri Negara Belanda Herman Tjeenk Willink, wakil partai berkuasa Tiongkok dan sejumlah pemimpin negara tetangga, di antaranya dari Malaysia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Thailand, Presiden Jokowi menegaskan sikap Indonesia.
"Saya menegaskan di bawah pemerintahan kami, Indonesia sebagai negara terbesar ketiga, dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sebagai bagian dari Asia Tenggara, kami akan melaksanakan politik bebas aktif, yang diabdikan pada kepentingan nasional, dan ikut menciptakan ketertiban dunia," kata Pak Presiden.
Sebelumnya, Dalam wawancara eksklusif dengan Fairfax Media, seperti dimuat The Age 18 Oktober 2014, ia 'memperingatkan' Negeri Kanguru, untuk tidak melanggar batas wilayah Indonesia, seperti yang dilakukan Angkatan Laut Australia saat mengusir kapal para pencari suaka.
Kami akan memberikan peringatan, hal tersebut tak bisa diterima," tegas Jokowi, yang saat itu masih jadi presiden terpilih. "Kita punya hukum internasional, dan Anda (Australia) harus menghormatinya."
Soal kedaulatan wilayah RI, Presiden Jokowi bisa garang. (Baca juga: Jokowi: Sosok 'Ndeso', Otak Global)
(Mut)