Liputan6.com, Denpasar - Bagi umat Hindu, upacara ngaben digelar megah untuk mengantarkan kerabat yang meninggal, agar arwahnya menuju ke nirwana.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (24/10/2014), hari itu ratusan warga sibuk mempersiapkan proses pengabenan anak Agung Gede Oka Kaleran, seorang pelingsir atau sesepuh Puri Kaleran, Peliatan, Ubud, Gianyar, Bali. Warga 4 desa pun bergotong-royong mengangkat bade dengan 9 tumpang yang kurang lebih 20 meter.
Untuk mengangkat bade, tangga dan patung lembu merupakan sarana pelengkap dalam proses pengabenan besar dikerahkan sekitar 450 pemuda dari Desa Peliatan. Begitu beratnya Bade, warga harus mengangkatnya secara bergantian setiap beberapa ratus meter.
Tak hanya warga desa, tenaga pemadam kebakaran pun dilibatkan untuk membasahi jalan yang dilewati arak-arakan agar tidak terlalu panas di tengah siang yang terik. Jenazah pun diarak menuju Setra Dalem Puri yang tidak jauh dari Puri Kaleran.
Upacara pembakaran jenazah tidak langsung dilakukan ketika seseorang meninggal, karena persiapannya membutuhkan waktu lama serta menunggu hari baik. Prosesi ini juga menelan dana yang tidak sedikit.
Usai pengabenan, abu jenazah dilarung di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Bali. Upacara ngaben besar-besaran ini tentu saja menyedot perhatian ratusan warga dan turis asing yang berlibur di Ubud, Gianyar, Bali. (Mut)
Sakralnya Upacara Ngaben Keluarga Puri Peliatan Ubud
Upacara ngaben sesepuh Puri Kaleran di Ubud, Bali menyedot perhatian ratusan warga dan turis asing.
Advertisement