Liputan6.com, Jakarta - Senin 20 Oktober 2014 merupakan hari pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Hitungan mundur-pun dimulai. Janji yang telah tersemai di dada rakyat akan dilontarkan dan diminta kembali dalam kenyataan.
Gedung parlemen penuh dengan penjagaan. Acara pelantikan orang nomor satu di negeri ini tak boleh terganggu oleh apapun. Para wakil rakyat pun satu per satu memasuki ruangan. Tamu-tamu negara juga turut hadir menjadi saksi pelantikan Jokowi-JK.
Jalan Sudirman dan MH Thamrin Jakarta menjadi lautan manusia. Jalur tersebut dipenuhi ratusan ribu rakyat yang ingin mengantarkan langsung pemimpin mereka menuju Istana. Rakyat ingin mengatakan, merekalah kekuatan yang sesungguhnya dalam demokrasi ini.
Mereka seolah-olah berkata, jangan takut hai pemimpinku, ada aku. Jangan selingkuh, aku mengawasimu. Jangan khianat, aku bisa memecatmu. Â
Keriuhan bercampur dengan nyanyian menyambut datangnya sang pemimpin di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Kawasan yang menjadi rute perjalanan presiden dari Gedung Parlemen menuju Istana Negara kini menjadi pusat suara rakyat.
Saat ini, rakyat, Presiden Jokowi, dan Wapres JK begitu bersemangat. Dasi dan jas hitam yang begitu resmi ditanggalkan keduanya. Rakyat dan sang pemimpin begitu menyatu. Semua ingin menyapa, mendekat, bahkan bersentuhan.
Tak mudah menembus kerumunan rakyat yang terus bergerak menuju Istana Negara itu. Baru kali ini antusiasme rakyat menyambut kehadiran sang pemimpin begitu luar biasa hingga masuk ke dalam Istana Negara.
Lalu apa harapan masyarakat selanjutnya setelah tenggelam dalam riuh pesta rakyat menyambut kehadiran sang pemimpin yang didamba-dambanya? Saksikan selengkapnya video Potret Menembus Batas SCTV, Minggu (26/10/2014) di tautan di bawah ini. (Riz)
Baca juga:
Ekspedisi Penyelamatan Kodok Merah
Jokowi Presiden dan Gempita Rakyat
Advertisement