Liputan6.com, Ngawi - Di gubuk kecil tidak layak huni, Risky Fajar Fatoni (11) tinggal bersama neneknya, Minem. Untuk dapat bertahan hidup, siswa SD yang tinggal di Desa Kenongorejo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur berangkat sekolah tanpa harus mengenakan sepatu.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (2/10/2014), bahkan Risky harus pula berjualan jajanan, titipan pemilik warung yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Jajanan tersebut dijual ke teman-temannya di sekolah.
Dari hasil jualan tersebut Risky mendapat untung Rp 3-4 ribu setiap hari. Uang tersebut disimpan untuk memenuhi kebutuhan Risky dan neneknya setiap hari.
Risky ditinggal kedua orangtuanya sejak berumur 3 bulan. Sampai saat ini, hampir 10 tahun lebih kedua orangtuanya tak ada kabar berita.
"Kami tidak punya apa-apa, untuk makan sulit. Anak itu sejak umur 3 bulan ditinggal begitu saja oleh kedua orangtuannya, saya juga tidak dapat membelikan sepatu," ujar nenek Fajar.
Menjual jajanan sambil bersekolah, mungkin tidak diharapkan Risky. Namun karena keadaan dan kondisi, membuat dirinya terpaksa melakukannya. Apalagi bantuan dari pemerintah setempat tak pernah didapatkannya. (Ali)
Sambil Berjualan, Siswa SD di Ngawi Bersekolah Tak Bersepatu
Bocah yang sejak kecil di tinggal kedua orang tuannya begitu saja ini tinggal di gubuk bersama neneknya.
Advertisement