Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah hari ini membagi-bagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Satu kartu lainnya yang juga dibagikan yakni Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Dengan ketiga kartu itu diharapkan kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan pendidikan dapat terpenuhi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat tak perlu khawatir menggunakan ketiga kartu 'sakti' Jokowi itu. Sebab dananya sudah dialokasikan. Menurut JK, dana untuk kartu itu berasal dari pemotongan subsidi BBM.
"Kenaikan BBM kan mengalihkan subisdi dari konsumtif ke produktif. Salah satu pengalihannya ke kesejahteraan sosial masyarakat. Mengalihkan subsidi itu kan efeknya kenaikan harga, tapi kan kita mengalihkan subsidi," terang JK di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (3/11/2014).
JK menggarisbawahi kartu sakti yang dibagikan hari ini bukanlah bentuk kompensasi dari pemerintah. Ia menjelaskan, apa yang dilakukan pemerintah adalah meminimalisir distribusi subsidi yang salah sasaran, sehingga bisa langsung terasa oleh rakyat tak mampu.
JK juga menegaskan, KIS dan BPJS Kesehatan serupa tapi tidak akan tumpang tindih. Fungsi dari 2 kartu itu sama-sama memberikan bantuan bagi rakyat miskin yang mau berobat.
"Ya, tentu fungsinya sama, cuma kalau kartu sehat servisnya lebih ada kelebihannya, tapi prinsipnya adalah sama," kata JK.
JK memaparkan, beda kedua program itu hanya pada dasar pembentukannya. Jika KIS merupakan inisiatif pemerintah Jokowi-JK, sementara BPJS adalah amanah undang-undang. "BPJS itu undang-undang. Karena ada anggarannya untuk membantu lebih banyak ke masyarakat," papar JK. (Yus)
JK Paparkan Beda Kartu Indonesia Sehat dan BPJS Kesehatan
Jusuf Kalla menggarisbawahi KIP dan KIS yang dibagikan hari ini bukanlah bentuk kompensasi dari pemerintah.
Advertisement