Sukses

Maju Jadi Caketum Golkar, Agus Gumiwang Ajak Ical Berkompetisi

Agus Gumiwang sendiri telah mendeklarasikan sebagai calon ketua umum Partai Golkar.

Liputan6.com, Jakarta - Aburizal Bakrie atau Ical mempertimbangkan akan maju kembali memimpin partai berlambang pohon beringin pada Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar yang akan dilakukan pada awal 2015 nanti.

Menanggapi rencana tersebut, politisi muda Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar mempersilahkan Ical untuk maju kembali. Namun demikian, Agus meminta agar Ical bersaing secara sehat dan tidak melakukan kecurangan dalam kompetisi pertarungan perebutan kursi Golkar 1.

"Saya katakan, beliau punya hak, kalau maju kembali. Saya imbau kita kompetisi secara sehat. Tentunya ada etika-etika yang harus pegang tinggi dalam lakukan proses memasuki munas ini, itu harus beliau lakukan secara fair," ujar Agus saat di posko pemenangannya, Jalan Gunawarman, Jakarta selatan, Senin (3/11/2014).

Agus yang saat ini statusnya telah dipecat dari keanggotaannya oleh Ical karena mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli  lalu itu juga meminta agar Ical tidak menggunakan cara-cara yang bersifat intimidasi kepada siapa pun kader Golkar yang mempunyai pandangan berbeda dengannya.

Ia pun mencontohkan bagaimana tindakan Ical yang menurutnya dilakukan secara sepihak dengan memecat dirinya dan dua orang kader Golkar lainnya, yaitu Poempida Hidayatullah dan Nusron Wahid sebagai anggota Partai Golkar lantaran memilih untuk mendukung Jokowi-JK dibanding pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Jangan sampai majunya saya dan kader-kader muda lain diintimidasi, menggunakan ancaman-amcaman. Biar Agus saja yang terpecat. Jangan sampai ada lagi kader Golkar di DPD, atau pendukung saya nanti juga mendapat sanksi. Itu nggak boleh," kata dia.

Agus pun menilai, selama lima tahun memimpin Partai Golkar, Ical telah gagal membawa Golkar bahkan kian terpuruk, khususnya dalam perolehan suara pada Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pilpres.

"Dua hal yang jadi tolok keberhasilan, Pileg dan Pilpres, kita gagal dua-duanya. Saya nggak bisa lagi cari pembenaran, kemudian mendukung calon incumbent yang dianggap gagal dalam dua event penting bagi demokrasi," kata Agus Gumiwang.