Sukses

Jokowi dan Anies Baswedan Bagikan Kartu Indonesia Pintar

Program Indonesia Pintar yang dicanangkan Presiden Jokowi memulai tahap baru dengan dibagikannya Kartu Indonesia Pintar.

Liputan6.com, Jakarta - Program Indonesia Pintar yang dicanangkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memulai tahap baru dengan dibagikannya Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat. Dalam tahap awal pembagian kartu ini Jokowi didampingi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan. Di kantor pos tersebut Anies membagikan 177 KIP pada warga yang membutuhkan.

"Ke depan jumlahnya masih diatur, akan kita lihat lagi yang kemarin menerima Bantuan Siswa Miskin (BSM). Yang menerima harusnya lebih banyak, masih dalam proses verifikasi," kata Anies dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (3/111/2014).

Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar tersebut menambahkan bahwa dalam dua bulan ke depan anggaran yang digunakan masih memakai anggaran lama. "Sambil membangun sistem, sambil menjalankannya. Kenapa harus dijalankan saat ini? Karena kebutuhannya mendesak," tambah dia.

Selain ditemani oleh Anies, dalam kesempatan pembagian KIP dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Jokowi juga didampingi Menteri Sosial Khofifah. Menurut Khofifah, cara pandang melihat KIP dan KIS jangan hanya sekadar sebuah kartu. "Jangan lihat secara kartu tapi secara programatis. Program Indonesia Pintar melalui KIP, Program Indonesia Sehat melalui KIS," ujar dia.

Salah satu warga yang hadir, Endang (46) berharap KIP dan KIS dapat dilaksanakan secara konsisten. Warga Pasar Baru yang sehari-hari menjadi petugas kebersihan ini mengatakan semoga jalannya program Indonesia Pintar dan Sehat ini disertai pelatihan terlebih dahulu. "Bersyukur Pak Jokowi buat Kartu Indonesia Pintar dan Sehat, sangat membantu apalagi kalau terus-menerus. Kalau Bantuan Langsung Tunai (BLT) kan hanya tiga bulan. Semoga KIP bisa terus menerus biar biaya sekolah bisa gratis," ungkap dia  

2 dari 5 halaman

KIP Dorong Siswa Putus Sekolah Bersekolah Lagi

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan memulai Program Indonesia Pintar dengan meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014). Anies membagikan 177 KIP bersama Presiden Jokowi dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurut Anies ada perbedaan antara Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan KIP.

"Kalau BSM diberikan pada siswa di dalam sekolah. Kalau KIP diberikan pada anak usia sekolah baik yang sedang sekolah maupun putus sekolah," ujar Anies pasca-peluncuran KIP. Perbedaan tersebut akan berdampak positif bagi siswa yang putus sekolah. "Banyak sekali anak-anak kita yang putus sekolah karena tidak ada biaya padahal mereka mau melanjutkan sekolah lagi. Dengan KIP mereka bisa kembali ke sekolah," ujar penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini.

Anies menambahkan insentif bagi anak yang putus sekolah tersebut penting karena mereka bisa kembali bersekolah. "Dulu ketika anak putus sekolah sudah tidak ada kesempatan lagi untuk mengenyam pendidikan kembali, dengan KIP kita ingin memberi kesempatan tersebut," papar Anies.

Paparan Anies ini menjadi relevan dengan kondisi Tukiyem (50), seorang warga Pasar Baru yang menerima KIP dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). "Anak saya ada yang putus sekolah, sekarang dia mau sekolah lagi. KIP semoga bisa membantu anak saya balik ke sekolah lagi," ungkap Tukiyem yang merupakan satu di antara 177 warga yang diberikan KIP.

3 dari 5 halaman

KIP untuk Siswa Miskin dan Rentan Miskin

Presiden Jokowi memulai tahap baru dalam Program Indonesia Pintar dengan meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bersama Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, serta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Dalam kesempatan tersebut Anies Baswedan membagikan 177 KIP di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014). Menurut Anies, KIP berbeda dengan Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang dijalankan pemerintahan sebelumnya.

"KIP akan disalurkan pada siswa miskin dan rentan miskin. Selama ini pemerintah hanya memberikan pada yang miskin saja. Padahal yang rentan miskin kenyataannya miskin juga," ujar Anies. Menurut penggagas Gerakan Indonesia Mengajar tersebut karena alasan itu maka klasifikasi rentan miskin dimasukkan sebagai penerima bantuan Program Indonesia Pintar melalui KIP.

"Jangan hanya karena definisinya tidak masuk, yakni termasuk definisi rentan miskin dan bukan miskin lalu tidak kita bantu. Karena kenyataannya rentan miskin juga miskin. Dengan memberi bantuan pada yang miskin dan rentan miskin jumlah jangkauan yang dibantu lebih banyak," papar Anies.

Senada dengan Anies, salah satu penerima bantuan yang hadir yakni Husnawilah (40) warga Pasar Baru. "Baru sekali ini ada program bantuan seperti ini. Saya inginnya sekolah anak saya gratis walaupun sekolah di sekolah swasta. KIP membantu meringankan biaya anak sekolah," ujar dia.

Menteri Sosial meminta warga harus melihat KIP dalam kacamata yang lebih besar. "Jangan lihat secara kartu tapi secara programatis. Program Indonesia Pintar melalui KIP, Program Indonesia Sehat melalui KIS," ujar dia. Dengan melihat dari kacamata tersebut maka program pemerintah untuk Indonesia Pintar dan Sehat akan dapat lebih efektif. "Ini bukan sekadar kartu tapi program yang lebih besar," ungkap Khofifah.

4 dari 5 halaman

KIP Bisa Berkolaborasi dengan Program Daerah

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan berharap pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk jalannya Kartu Indonesia Pintar (KIP). Menurut Anies hadirnya KIP jangan sampai menyetop program bantuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Anies memberikan penjelasannya ini pasca-peluncuran KIP di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014).

"Yang dilaksanakan pemerintah daerah adalah janji pemda. Biasanya berupa sekolah bebas biaya," kata Anies. Salah satu menteri muda di Kabinet Kerja Jokowi ini menambahkan semoga program pendidikan di level daerah dapat saling menguatkan dengan program di level nasional. "Jangan sampai menerima KIP lalu tidak menerima bantuan pendidikan daerah," ungkap dia.

Dalam kesempatan tersebut Anies juga menegaskan bahwa KIP tidak hanya bermanfaat bagi siswa yang sedang bersekolah, namun juga memiliki efek positif pada anak-anak yang putus sekolah. "KIP diberikan pada anak usia sekolah baik yang sedang sekolah maupun putus sekolah. Karena banyak sekali anak-anak kita yang putus sekolah karena tidak ada biaya. Dengan KIP mereka bisa kembali ke sekolah," papar Anies.

5 dari 5 halaman

KIP Akan Ditangani Langsung Kantor Presiden

Jokowi memulai Program Indonesia Pintar dengan meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Kantor Pos Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2014). Dalam peluncuran tersebut, bersama Anies Baswedan, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jokowi membagikan 177 KIP pada warga yang hadir. Anies mengungkapkan karena pentingnya program ini maka program Indonesia Pintar akan membangun sistem sambil menjalankannya.

"Tahun ini kita masih menggunakan anggaran yang ada untuk dua bulan ke depan. Tahun depan pasti ada perubahan anggaran," ujar dia. Menurut Anies angka yang diajukan pada tahun 2015 pasti akan berbeda tergantung banyak hal misalnya penyesuaian subsidi. Anies juga menekankan bahwa program Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat bukan semata dilaksanakan oleh kementerian.

"Ini adalah program pemerintah yang ditangani langsung di bawah Kantor Presiden. Jadi kalau Bantuan Siswa Miskin (BSM) dikelola kementerian maka KIP ini adalah sebuah transisi menjadi program pemerintah yang terkait jaminan sosial," ungkap dia.

Pernyataan Anies didukung oleh Menteri Sosial Khofifah yang menyatakan bahwa Program Indonesia Sehat dan Pintar harus dilihat secara menyeluruh. "Jangan lihat secara kartu tapi secara programatis. Program Indonesia Pintar melalui KIP, Program Indonesia Sehat melalui KIS," ujar dia. Dengan melihat dari kacamata tersebut maka program pemerintah untuk Indonesia Pintar dan Sehat akan dapat lebih efektif. "Ini bukan sekadar kartu tapi program yang lebih besar," pungkas dia.