Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Cyber Crime Dirkrimsus Polda Metro terus mendalami kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Raden Nuh dan kawan-kawan melalui akun twitter Triomacan2000 @TM2000Back.Â
Selama ini Raden Nuh Cs menggunakan berita dan informasi yang diperoleh untuk menggertak para korban. Berangkat dari situ, penyidik Cyber Crime Polda Metro mengejar siapa pemberi info dan dari mana Raden Nuh Cs mendapatkan sumber berita atau biasa disebut narasumber.
Baca Juga
Kepala Unit V Cyber Crime Polda Metro, Kompol Roberto Pasaribu mengatakan tengah mempelajari dan mendalami bagaimana Raden Nuh Cs mencari korban. Dan siapa "Godfather" di belakang Raden Nuh Cs atau orang yang memberi informasi tadi.
"Kita masih dalami semuanya, sumber informasinya dari mana, masih kita dalami," kata Kompol Roberto Pasaribu, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Roberto juga menjelaskan, pihaknya tidak mempermasalahkan akun twitter @TM2000back dan tidak menyidik akun. Tapi yang jelas pihaknya menyidik orang-orang yang memiliki kaitan sebagai pemilik dan pembuat akun tersebut.
"Bukan @TM2000back yang kita sidik. Orang ini mengakui yang membuat akun @TM2000back dengan akun-akun yang lain. Sekiranya ada 8 portal, dari twitter baru dikirim ke pelapor, selanjutnya deal-deal-an harga," terang Roberto.
Roberto menerangkan, untuk kasus PT Telkom, setelah disebar di twitter para tersangka langsung mengirimkan link pada korban, selanjutnya melakukan tawar menawar uang.
Advertisement
Dalam deal-deal tersebut, tersangka menawarkan berita tersebut mau dihapus atau tidak. "Langsung dia menyebutkan angka, selanjutnya dilakukan operasi tangkap tangan," tandas Roberto.
Raden Nuh ditangkap di rumah kost Jalan Tebet Barat Dalam 5, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu 2 November 2014 dini hari. Sebelum Nuh, polisi juga mencokok Harry Koes.
Sebelum keduanya, Polda Metro Jaya menahan orang Eddy Syahputra terkait dugaan pemerasan kepada salah satu petinggi PT Telkom. Ketiga orang itu disangka menjadi pendiri dan admin Triomacan2000 @TM2000Back. (Mut)