Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan sadis terhadap WNI di Hong Kong, Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih dikecam banyak pihak. Seperti yang diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.
"Nyawa satu WNI tetap akan di-back up," kata Tjahjo di Kantor Kemendagri, Jakarta, Selasa (14/11/2014). "Pemerintah kita pasti sudah menyelidiki baik dari konsulat di Hongkong secara maksimal. Saya yakin interpol juga sudah jalan," imbuh dia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan juga ikut mengucapkan rasa belasungkawanya atas kematian sadis Sumarti. Dia pun mendesak agar kasus tersebut ditelusuri secara mendalam.
"Tentu harus ditelusuri dan dibela karena telah mengalami perlakuan yang tidak baik," ujar pria yang karib disapa Aher itu.
Sumarti dan Jesse diduga dibunuh oleh seorang bankir asal Inggris berusia 29 tahun, Rurik Jutting. Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong pada Sabtu 1 November 2014 lalu.
Sementara WNI lainnya, Jesse awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokong. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian menyusul [Sumarti](Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih ""). (Ans)
Mendagri: Kematian Sumarti Ningsih di Hong Kong Pasti Diselidiki
Kasus pembunuhan sadis terhadap WNI di Hong Kong Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih dikecam banyak pihak.
Advertisement