Liputan6.com, Jakarta - Sumarti Ningsih, warga Cilacap, Jawa Tengah terbunuh dengan tragis di Hong Kong. Kabar kematian Sumarti itu pun telah sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar mendesak agar kasus pembunuhan warganya itu diusut. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
"Sedang diurus di sana, termasuk perusahaan penggeraknya, indikasi-indikasi kenapa itu bisa terjadi, apakah sesuai dengan yang ada atau tidak, kita penelitian bahkan dengan Kemlu juga sudah koordinasi soal itu," ujar Ganjar di Jakarta, Selasa (4/11/2014).
"Saya sudah mengikuti hasil Kemlu ke sana untuk memastikan kenapa dia bisa begitu. Dia itu paspornya wisatawan bukan kerja, nah makanya agak jadi persoalan, itu warga negara Indonesia," imbuh dia.
Belajar dari kasus Sumarti, Ganjar pun mengimbau agar para WNI yang ingin bekerja ke luar negeri mengurus dokumennya dengan baik.
"Ya hati-hatilah kalau kita kerja ke luar negeri, dokumennya juga dokumen kerja bukan dokumen wisata. Kalau terjadi seperti ini kan bahaya. Termasuk tanggung jawab mereka bekerja di mana, sesuai dengan peruntukannya atau tidak," ujar dia.
"Jangan sampai pindah ke karaoke atau ke sifatnya yang lebih ke trafficking, itu yang sarankan kepada mereka," pungkas Ganjar.
Sumarti diduga dibunuh oleh seorang bankir asal Inggris berusia 29 tahun, Rurik Jutting. Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik Jutting di Distrik Wan Chai, Hong Kong pada Sabtu 1 November 2014 lalu.
Tak cuma Sumarti, di apartemen Jutting juga ditemukan 1 WNI lain, Jesse Lorena alias Seneng Mujiasih. Jesse awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting dengan luka tikaman parah di leher dan bokong. Namun wanita malang itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian. (Ans)
Ganjar: Belajar dari Sumarti, Hati-hati Kerja di Luar Negeri
Sumarti Ningsih, warga Cilacap, Jawa Tengah terbunuh dengan tragis di Hong Kong.
Advertisement