Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK membantah jika dikatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pecah soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengingat salah satu kader partai politik tersebut menuding wapres paling bernafsu melaksanakan rencana pemerintah itu.
"Saya kira tidak ada yang pecah karena tudingan itu hanyalah pandangan bersifat pribadi. Tak ada yang pecah," kata Jusuf Kalla kepada pers di Kantor Wapres Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Hal tersebut disampaikan JK mengingat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM rupanya ditentang sejumlah elite PDIP. Bahkan politikus PDIP Effendi Simbolon menyebut JK terlalu bernafsu menaikkan harga BBM.
Wapres mengungkapkan, di Kabinet Kerja ada sejumlah politisi PDIP yang selalu ikut dalam rapat sidang kabinet dan pada prinsipnya PDIP mendukung rencana kenaikan harga BBM.
Namun, imbuh JK, jika ada pendapat pribadi dalam demokrasi maka hal itu adalah wajar, sekalipun pandangan tersebut sebenarnya bertentangan dalam kebijakan partai. "Jadi wajarlah bertentangan dalam kebijakan partai. Dalam demokrasi ada hal seperti itu wajarlah," ujar Wapres JK.
JKÂ sekaligus membantah ada penurunan dukungan terhadap pemerintah, mengingat sangat wajar dalam awal-awal pemerintahan selalu ada pertentangan, karena ada yang setuju dan tak setuju. "Selalu begitu di tahun pertama dan selalu ada pro serta kontra. Itu biasa saja," tukas JK. (Ant)
JK Bantah PDIP Pecah soal Harga BBM
Menurut JK, jika ada pendapat pribadi dalam demokrasi maka hal itu adalah wajar.
Advertisement