Liputan6.com, Kendari - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan siap tidak populer terkait kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Ada yang bilang nanti tidak populer, saya jadi pemimpin bukan untuk populer kok. Itu tanggung jawab pemimpin, kebijakan pasti ada risikonya," kata Jokowi saat membuka Munas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/11/2014).
Jokowi mengatakan, selama 5 tahun terakhir, subsidi BBM yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp 714 triliun, untuk infrastruktur hanya Rp 577 triliun dan kesehatan Rp 202 triliun.
"Kita ini boros, kita ini konsumtif. Yang justru kita bakar Rp 714 triliun tiap hari. Coba kalau ini dibuat bendungan jadi berapa. Kalau Rp 400 M satu bendungan, bisa menjadi 1.400 waduk," papar Jokowi.
"Subsidi BBM kita alihkan dari konsumtif ke tempat yang produktif. Ke irigasi, bendungan, subsidi pupuk untuk petani, subsidi benih untuk petani, mesin untuk nelayan," jelas Presiden.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan kebijakan mengurangi subsidi BBM masih dihitung.
"Kalau kalkulasinya sudah matang, kartu perlindungan sudah matang, kemungkinan bulan ini belum bisa saya sampaikan, kalau sudah saya putuskan kalian akan tahu," kata Jokowi seusai membuka Munas Kagama. (Ant)
Jokowi Siap Tak Populer Terkait Kebijakan BBM
Menurut Presiden Jokowi, setiap kebijakan pasti ada risikonya.
Advertisement