Liputan6.com, Jakarta - Berita kenaikan harga gas elpiji 12 kg dari Rp 90 ribu per tabung menjadi Rp 140 ribu per tabung pada tahun ini dan awal 2015 cukup mengagetkan. Sebelum harga naik, sejumlah agen gas elpiji mengalami kelangkaan pasokan gas.
Salah satu jenis usaha kecil menengah yang terkena dampak dari kenaikan gas elpiji adalah usaha catering. Para warga pun sebagian berpindah menjadi pengguna gas 3 kg, padahal dalam program konversi minyak tanah ke gas, jelas peruntukan gas 3 kg hanya digunakan untuk masyarakat yang kurang mampu.
Terkait regulasi ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) angkat bicara. Selain program konversi yang dinilai kurang tepat sasaran, permasalahan yang sering dialami oleh pengecer gas adalah dari rusaknya segel pengaman hingga diduga kurangnya isi gas dalam tabung.
Advertisement
Sejak kenaikan gas elpiji awal 2014 ini terdengar kabar adanya oknum agen nakal yang memanfaatkan momen untuk mendulang keuntungan, yaitu mengoplos atau pun memindahkan isi gas 3 kg ke dalam tabung 12 kg. Pasti harganya pun menjadi harga gas nonsubsidi.
Informasi ini tak serta merta Tim Sigi Investigasi telan mentah-mentah. Kami pun mencari informan. Seorang kenalan yang punya akses ke pelaku pengoplosan gas elpiji mengarahkan ke lokasi pengoplosan.
Tiba di lokasi pengoplosan, suasana agak tegang meski pun akhirnya pelaku oplos gas bersedia menerima kami di sini. Dan terlihat beberapa tabung gas yang sudah siap dioplos.
Pelaku oplos bersedia membukadiri setelah lobi-lobi dilancarkan. Modus yang dilakukan adalah menyulap tabung gas 3 kg yang kosong menjadi berisi dan siap dijual. Modus lainnya adalah memindahkan isi gas tabung 3 kg ke tabung 12 kg.
Alat oplos lalu disiapkan, yaitu regulator yang biasa digunakan pada tabung gas rumah tangga yang sudah dimodifikasi untuk memuluskan pemindahan isi gas itu.
Selesai memodifikasi alat itu, selanjutnya pengoplosan gas tabung 3 kg ke dalam 12 kg. Beberapa perangkat perang pun disiapkan. Triknya adalah memasukan air ke dalam tabung air ini seolah-olah sebagai cairan liquid gas dalam tekanan tinggi. Berat tabung pun bertambah.
Dengan berbekal ilmu kira-kira, pengoplos pastikan isi airnya cukup. Aksi berlanjut dengan pemindahan isi gas. Beberapa tabung gas 3 kg disiapkan untuk dioplos ke tabung gas 12 kg.
Isi gas sudah dianggap penuh oleh pengoplos gas, lubang tabung gas diberi segel agar terlihat seolah-olah ini adalah tabung gas yang masih baru. Esok hari saatnya pendistribusian gas hasil oplosan.
Saat tiba di pengecer, tabung gas oplosan ini bisa melenggang masuk dengan mudah ke gudang pengecer tanpa diketahui tabung gas telah diakali. Segel yang yang menjadi salah satu jaminan isi gas ternyata gampang sekali diperoleh pelaku.
Pelaku punya langganan seorang pemasok segel gas. Hasil segel sempurna persis tabung gas baru yang asli. Usaha oplos gas ini menghasilkan banyak uang bagi pelakunya, meski bahaya kerap mengintai.
Oplos gas 12 kg dianggap belum cukup, sekarang giliran mengurangi isi gas 3 kg. Alasannya gas ukuran ini paling laku di pasaran. Pengerjaannya juga lebih mudah dan simpel.
Langkah pemindahan isi gas pun dilakukan. Bergerak ke tabung penuh lainnya, menambah isian tabung yang belum sesuai dengan keinginan pengoplos. Gas pun berpindah, sejumlah tabung gas yang isinya sudah dicurangi siap didistribusikan.
Sangat rapi kerja si pengoplos ini, bahkan saat kami masih berada di lokasi, tiba-tiba datang pembeli dan tanpa curiga tabung gas tak utuh isinya berpindah tangan. 1 pembeli tertipu.
Pengecer pun menerima tabung gas oplosan ini dan tanpa sadar membantu menjualkan tabung gas abal-abal ini. Saat mengecek ke lapangan, ternyata warga juga mengeluhkan isi gas bersubsidi yang tidak sesuai. Gas yang sudah dibeli coba dicek ulang isinya.
Salah satu agen stasiun pengisian bahan bakar gas kami datangi. Cek pengisian dan segel sebagai jaminan gas itu aman dari tangan jahil. Terkait dengan agen gas yang nakal, sanksi bagi mereka pun siap menanti. Sementara sikap oknum pengoplos mencampur gas dengan air mendatangkan dampak yang tak terduga.
Pencurian isi tabung gas akan sangat merugikan orang banyak karena mengingat gas dibutuhkan segala lapisan masyarakat. Dibutuhkan penanganan yang cepat seperti razia dari instansi terkait dan juga pengawasan menyeluruh distribusi gas dari hulu sampai ke hilir.
Hal itu dilakukan agar manipulasi gas ini bisa terdeteksi dan pelanggaran serupa yang sangat merugikan banyak orang tak terulang di masa datang.
Ingin tahu bagaimana si pelaku gas oplosan menjalankan aksinya? Saksikan selengkapnya pada tayangan Sigi Invesigasi SCTV, Sabtu (8/11/2014), di bawah ini. (Rmn)