Liputan6.com, Jakarta: Bank Indonesia diminta transparan dalam mengkalkulasi besarnya tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI). Caranya, dengan memperhitungkan angka inflasi dan target uang primer. Demikian diungkapkan Wakil Ketua Komisi IX DPR Bidang Perbankan Faisal Baasir, baru-baru ini.
Menurut Faisal, jika hal itu tak diterapkan, pro dan kontra mengenai SBI bakal terus berlanjut. Selain itu, penurunan tingkat SBI seperti diinginkan dunia usaha sulit terlaksana. "Apabila SBI diturunkan, BI harus memperhitungkan kemungkinan inflasi dan melemahnya rupiah," ujar Faisal.
Di tempat terpisah, pengamat perbankan Deni Daruri menilai, tingkat SBI yang tinggi lantaran keinginan BI. Sebab, BI dapat memanfaatkan dana yang terkumpul untuk mencari keuntungan ekonomis. Hingga Juni 2001, dana masyarakat yang terserap di SBI mencapai Rp 77,7 triliun. Namun, kebijakan tersebut tak bakal berpengaruh banyak dalam memenuhi target uang primer. Apalagi, peredaran uang palsu sebesar lima persen dari keseluruhan uang yang beredar.(SID/Arfan Yap Bano dan Dwi Guntoro)
Menurut Faisal, jika hal itu tak diterapkan, pro dan kontra mengenai SBI bakal terus berlanjut. Selain itu, penurunan tingkat SBI seperti diinginkan dunia usaha sulit terlaksana. "Apabila SBI diturunkan, BI harus memperhitungkan kemungkinan inflasi dan melemahnya rupiah," ujar Faisal.
Di tempat terpisah, pengamat perbankan Deni Daruri menilai, tingkat SBI yang tinggi lantaran keinginan BI. Sebab, BI dapat memanfaatkan dana yang terkumpul untuk mencari keuntungan ekonomis. Hingga Juni 2001, dana masyarakat yang terserap di SBI mencapai Rp 77,7 triliun. Namun, kebijakan tersebut tak bakal berpengaruh banyak dalam memenuhi target uang primer. Apalagi, peredaran uang palsu sebesar lima persen dari keseluruhan uang yang beredar.(SID/Arfan Yap Bano dan Dwi Guntoro)