Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan blusukan ke SMA 87, Rempoa, Jakarta. Mantan Rektor Universitas Paramadina itu memilih mendengarkan langsung laporan dari siswa yang mengalami kendala dalam pengajaran kurikulum 2013.
Di ruang kelas XI IPS 3 sekolah tersebut, Anies duduk di salah satu kursi dan mendengarkan pemaparan dari sejumlah siswa, Ahmad Dhiya dan Dinda Putri. Beragam keluhan diutarakan para siswa antara lain jumlah mata pelajaran, ujian nasional, tawuran sekolah dan yang terutama kurikulum 2013.
"Bapak harapan kami buat mengganti Kurikulum 2013 Pak," ujar Dinda di hadapan Anies.
Dinda dan teman-temannya menawarkan beberapa solusi yakni penggantian kurikulum dan uji kemampuan guru. "Saya enggak nyangka Pak Anies datang ke sekolah. Memang saat itu mengirimkan laporan soal kurikulum 2013 tapi ternyata beneran datang karena laporan itu," kata Dinda.
Anies pun mendengarkan dengan baik pemaparan para murid sekaligus mencatat poin-poin penting dari presentasi mereka. "Di ruang kelas kita melihat masa depan. Pada siswa-siswi inilah negeri ini dititipkan, kita harus mendengarkan langsung masukan dari mereka," ungkap Anies.
Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar tersebut sebelumnya menerima masukan lewat email yang dilayangkan lima orang siswa SMA tersebut. Anies mengaku memang sedang mengevaluasi kurikulum 2013 dengan cara mendengarkan terlebih dahulu beragam masukan.
"Kita harus terus mendengar. Perpsektif ini yang harus terus kita bawa. Observasi dan pengalaman mereka bisa jadi sebuah gagasan yang sangat sistematis," jelas Anies.
Ia juga mengatakan, akan membawa siswa dan siswi untuk melakukan presentasi mengenai masukan kurikulum ke tingkat yang lebih luas. "Biar semuanya bisa mendengar dan jadi masukan bagi peningkatan kualitas pendidikan," tutup Anies Baswedan.
Menteri Anies Blusukan ke SMA 87 untuk Evaluasi Kurikulum 2013
Anies Baswedan memilih mendengarkan langsung laporan dari siswa yang mengalami kendala dalam pengajaran kurikulum 2013.
Advertisement
Kredit