Liputan6.com, Semarang - "Ibu...ibu...," demikian jeritan Adel, bocah perempuan berusia 7 tahun saat sebuah peti jenazah sang bunda, [Dian Dwi Puryani](Dian Dwi Puryani, ""), diturunkan dari ambulans.
Adel adalah anak sulung Dian, warga Jalan Kaliwiru Nomor 45 Semarang, Jawa Tengah. Dian merupakan korban pembunuhan sadis, yang mayatnya dibuang di tengah hutan wisata Tinjomoyo Semarang. Jenazah Dian ditemukan Rohmad, seorang pencari rumput pada Selasa 11 November 2014.
Peti jenazah berisi jasad Dian tiba di rumah duka, Rabu (12/11/2014) sekitar pukul 20.00 WIB. Tak cuma Adel, keluarga korban dan para pelayat lainnya juga terisak menyambut peti jenazah itu. Jenazah Dian baru tiba lantaran harus menjalani otopsi di RSUP Dr Kariadi, Semarang.
Advertisement
Ibu korban, Jumini bahkan tak mampu berkata apa pun. Air matanya mengalir di wajahnya bahkan jalannya harus dipapah saat akan menuju ke tempat jenazah disemayamkan.
Di rumah petak berukuran kecil tersebut, tak terlihat suami korban. Berdasarkan penelusuran, sang suami itu masih diperiksa polisi bersama beberapa saksi lainnya, meski sebenarnya mereka sudah pisah ranjang.
Jenazah Dian rencananya dikebumikan pada Kamis 13 November 2014 di pemakaman Gedong Minong, Semarang.
Dian Dwi Puryani pergi dari rumahnya di Jalan Kaliwiru sejak Sabtu 8 November 2014 lalu. Dia dijemput oleh seorang laki-laki mengendarai sepeda motor. Lama tak kembali, ia ditemukan tewas di hutan wisata Tinjomoyo, Selasa 11 November kemarin.
Saat ditemukan, mulut korban disumpal celana dalam, leher dijerat bra, tangan diikat kuncir rambut, dan korban tidak memakai celana. Ada bercak darah diduga darah menstruasi karena ditemukan juga pembalut.
Hasil otopsi menunjukkan Dian tewas karena kehabisan napas setelah mulutnya disumpal celana dalam. Sedangkan luka pukul dengan benda tumpul, menyebabkan pendarahan di otaknya.
"Penyebab meninggal dunia diduga saat dalam keadaan kritis mulut disumpal kain, sehingga gagal napas sebabkan kematian korban," kata dokter spesialis Forensik dan Medicolegal RSUP Dr Kariadi, Semarang, Gatot Suharto yang mengotopsi Dian. (Ans)