Liputan6.com, Mandailing Natal - Wartawan sebuah media cetak di Mandailing Natal, Sumatera Utara nyaris dihakimi massa, karena disangka sebagai perwakilan perusahaan panas bumi (geothermal power). Ia pun lolos dari bogem mentah setelah koordinator aksi meneriakinya wartawan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Rabu (12/11/2014), sebelumnya aksi massa berjalan damai, namun ribuan massa dari Forum Masyarakat Sorik Marapi bersatu mengepung kantor bupati Mandailing Natal.
Sejumlah ibu yang membawa serta anak mereka pun turut serta dalam unjuk rasa. Mereka bermaksud bertemu Bupati Dahlan Hasan Nasution, untuk memberikan data-data kongkret mengenai dampak eksplorasi pengeboran tambang panas bumi.
Dengan data tersebut, warga berharap bupati tergerak untuk menutup perusahaan panas bumi yang beroperasi di wilayah mereka. Massa mulai dibakar amarah ketika bupati tak kunjung muncul. Mereka pun mulai melempari kaca kantor bupati.
Situasi mulai mereda setelah sekretaris daerah mengundang perwakilan massa untuk berdialog dengan dinas terkait.
Selain mempelajari dokumen yang diberikan warga, dinas terkait berjanji akan membuat surat penghentian sementara segala aktivitas perusahaan yang berdekatan dengan permukiman warga.
Massa pun membubarkan diri, namun jika kemudian pemerintah tidak juga mencabut izin perusahaan panas bumi ini, massa akan menginap di kantor bupati. (Rmn)