Liputan6.com, Malang - Sebanyak 72 pekerja seks komersial (PSK) di Lokalisasi Girun Gondanglegi Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengikuti pelatihan membuat keripik tempe. Pelatihan tersebut bagian dari pemberian keterampilan sekaligus persiapan penutupan lokalisasi di wilayah Kabupaten Malang pada akhir November ini.
“Pelatihan membuat keripik ini sesuai permintaan mereka (PSK) sendiri. Memotivasi diri sekaligus pengembangan skill mereka,” kata Kasie Pelatihan dan Produktivitas Kerja Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan (Disnakertrans) Kabupaten Malang, Wahyuning Sri, Malang, Rabu (12/11/2014).
Selain membuat keripik tempe, kata Wahyuningsih, rencananya mereka juga akan diajari cara membuat keripik tales, singkong dan pisang. Pelatihan meliputi teknik membuat tempe sebagai bahan baku keripik, bahan adonan racikan keripik, cara menggoreng hingga packaging atau mengemas.
Pelatihan itu, lanjut Wahyuningsih, diharapkan bisa sebagai modal keterampilan PSK saat pulang ke kampung halamannya. Kendati, Pemkab Malang memastikan tidak memberi stimulus berupa bantuan permodalan.
“Kami hanya menyiapkan pelatihan sesuai keinginan masing–masing penghuni lokalisasi. Satu lokalisasi dengan lokalisasi lainnya bisa berbeda pelatihan yang diberikan,” ujar Wahyunging.
Salah seorang penghuni Lokalisasi Girun, Winda, mengaku tidak tertarik dengan pelatihan tersebut. Sebab, ia tidak berminat menjadi perajin keripik. Namun ia berharap ada bantuan permodalan yang bisa digunakan untuk membuka warung di rumahnya.
“Kalau bisa dibantu modal, saya ingin membuka warung di rumah. Tapi kalau disediakan pekerjaan, saya mau bekerja dimanapun,” kata perempuan asal Blitar, Jawa Timur ini.
Lisa, salah seorang penghuni Lokalisasi Girun lainnya mengaku senang menerima pelatihan pembuatan keripik tersebut. Ia berharap pemerintah tidak sekedar memberi pelatihan saja.
“Kalau bisa dikasih modal, biar saya bisa membuat keripik untuk usaha di rumah. Saya tahu lokalisasi ini akan ditutup, tapi pemerintah juga harus bisa menjamin kelangsungan perekonomian saya,” ucap dia.
Pemkab Malang akan menutup 7 lokalisasi yang ada di wilayahnya. Rencananya, penutupan dilakukan secara serentak pada 25 November nanti. Hasil pendataan terakhir, di dalamnya dihuni sekitar 400 PSK dan 84 mucikari.
7 Lokalisasi itu antara lain, Suko di Kecamatan Sumberpucung, Kali Biru di Pujon, Kebobang di Wonosari, Girun di Gondanglegi, Kalikudu di Pujon Lor, Embong Miring di Ngantang, dan Pondok Seng di Sendangbiru Sumbermanjing Wetan.
“Pemkab tidak memberikan bantuan permodalan, hanya sekedar pelatihan keterampilan. Kalau stimulus permodalan, akan diberikan oleh Kementerian Sosial,” kata Bupati Malang, Rendra Kresna beberapa saat lalu.
7 Lokalisasi di Malang Akan Ditutup, 72 PSK Dibekali Pelatihan
Kendati, Pemkab Malang memastikan tidak memberi stimulus berupa bantuan permodalan kelak.
Advertisement