Liputan6.com, Nay Pyi Taw - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon di Ibukota Myanmar, Nay Pyi Taw. Pertemuan kedua tokoh ini merupakan yang pertama kali dan berlangsung di sela-sela pertemuan puncak KTT Asia Timur.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan harapan agar PBB memainkan peran yang lebih nyata bagi terwujudnya negara Palestina yang berdaulat.
"Kita menyampaikan mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan kita mengharapkan peran PBB lebih nyata, lebih kongkret, dan rill," kata Presiden Jokowi usai bertemu Sekjen PBB Ban Ki-moon, Kamis (13/11/2014). Presiden Jokowi bertemu Ban Ki-moon selama lebih kurang 30 menit.
Kemerdekaan Palestina merupakan salah satu komitmen Jokowi yang disampaikan beberapa kali dalam kampanye presidennya Juni hingga Juli lalu. Selain membahas mengenai kemerdekaan Palestina, dalam pertemuan itu Presiden Jokowi dan Ban Ki-moon juga membahas mengenai memerangi kelompok Negara Islam atau ISIS yang meresahkan dan perubahan iklim.
"Kita diminta untuk ikut bersama-sama dengan negara lain memerangi ISIS dan kita sampaikan bahwa Indonesia sudah memulai itu," kata Jokowi.
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai pendekatan berbeda. Jika negara lain menggunakan pendekatan keamanan, Indonesia sebagai negara muslim mempunyai pendekatan keagamaan dan pendekatan budaya.
"Saya kira itu lebih mempunyai dampak yang jelas karena kalau kekerasan dilawan kekerasan akan menimbulkan kekerasan yang lain," kata Jokowi.
Presiden Jokowi dan rombongan berada di Myanmar setelah sebelumya berada di Beijing, Tiongkok, untuk menghadiri KTT APEC. Dalam rangkaian kunjungan ke 2 negara itu, Presiden Jokowi telah bertemu sejumlah pemimpin negara antara lain Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Vietnam Truong Tan Sang, dan Perdana Menteri Selandia Baru John Key. (Ant/Mut)