Liputan6.com, Bengkulu - Puluhan wartawan Bengkulu menggelar aksi solidaritas terkait pemukulan wartawan di Makassar, Sulawesi Selatan, saat meliput aksi penolakan kenaikan harga BBM.
Para wartawan yang terkonsentrasi di Tugu Pers samping Benteng Marlborough, Kota Bengkulu, mengecam dan mengutuk kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap juru warta yang sedang menjalankan tugas peliputan.
Koordinator aksi wartawan Bengkulu, Feri Yustika, dalam orasinya mengatakan pemukulan di Makassar adalah intimidasi terhadap kemerdekaan pers. Apalagi para jurnalis menjalankan kegiatan jurnalistik sebagai bentuk kontrol sosial tanpa tendensi memojokkan aparat.
"Ini sudah berlebihan, kami mengutuk tindakan ini dan meminta Kapolri mencopot Kapolda Sulselbar dari jabatannya," tegas Feri di Bengkulu (14/11/2014).
Sementara itu, jurnalis lain, Decky Yuza, berharap ada tindakan keras dari pimpinan Polri terhadap pelaku pemukulan. Sebab, jika pemukulan itu dibiarkan, dikhawatirkan bisa terjadi di daerah lain.
"Hukum berat pelaku pemukulan, ini harus menjadi koreksi bagi kepolisian dalam mengamankan aksi. Dalam perang saja, pers itu dilindungi apalagi hanya meliput aksi demo," tegas Decky.
Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Joko Suprayitno menyatakan, aksi simpatik itu merupakan hak semua warga negara dan pihaknya tidak akan menghalangi. "Silakan saja, yang penting taat aturan," demikian Joko Suprayitno. (Yus)
Protes Pemukulan Wartawan di Makassar, Aksi Solidaritas Digelar
Koordinator aksi wartawan Bengkulu Feri Yustika dalam orasinya mengatakan, pemukulan di Makassar adalah intimidasi terhadap kemerdekaan pers
Advertisement