Liputan6.com, Makassar - 2 Pria dipukuli beramai-ramai oleh mahasiswa Universitas Negeri Makassar saat berada di depan kampus mereka, Jalan Andi Pangeran Pettarani, Jumat 14 November petang.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (14/11/2014), keduanya dituduh provokator karena membawa senjata tajam jenis busur panah ke dalam kampus. Menghindari tindakan anarkis, pihak kampus langsung menyelamatkan pria yang belum diketahui identitasnya.
Tindakan ini merupakan rangkaian aksi solidaritas mahasiswa, terkait tindakan brutal polisi yang memukuli sejumlah wartawan yang meliput unjuk rasa mahasiswa yang menolak rencana kenaikan harga BBM.
Â
Kamis 13 November kemarin, mahasiswa kembali memblokade jalan sehingga kemacetan pun tak terhindarkan. Sayangnya tak satu pun polisi yang ikut mengamankan sehingga arus lalu lintas menjadi semrawut.
Masih di jalan yang sama, ratusan mahasiswa Universitas Indonesia Timur juga melakukan aksi solidaritas. Mereka tidak hanya mengusut kasus kekerasan terhadap wartawan, tapi juga mendesak Kapolda Sulselbar bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya.
Dalam aksi ini pendemo tidak hanya menutup jalan dan membakar ban bekas, tapi juga menyandera truk yang digunakan sebagai panggung orasi. Akibatnya kemacetan pun tak terhindarkan.
Tidak hanya di Makassar, aksi solidaritas berlangsung tapi juga di sejumlah daerah. Di Bandung puluhan wartawan melakukan aksi solidaritas di depan Polrestabes. Mereka mengecam tindakan polisi yang bertindak anarkis terhadap wartawan yang sedang bertugas.
Begitu juga wartawan di Kota Padang yang melakukan unjuk rasa, dengan berjalan kaki menuju markas Polda Sumatera Barat di Jalan Sudirman. Mereka tidak hanya mendesak Kapolri menindak anggotanya yang bertindak anarkis terhadap wartawan.
Pendemo juga minta jaminan kepada Kapolda Sumatera Barat agar tidak meniru ulah sejumlah polisi di Makassar terhadap para wartawan. (Ado)
Kecaman Penganiayaan Polisi Terhadap Wartawan di Makassar Meluas
Aksi solidaritas terkait tindakan pemukulan polisi terhadap wartawan di Makassar terus meluas.
Advertisement