Liputan6.com, Jakarta - Kebersamaan dan kesatuan di Indonesia tampaknya mulai ditinggalkan. Padahal, Indonesia memiliki Bhineka Tunggal Ika yang selalu menyatukan setiap warga negara sejak zaman dahulu.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, konsep kebhinekaan ini tidak ditinggalkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Hal ini tertuang dalam Nawacita ke-9. Kebhinekaan sesungguhnya sudah menjadi realitas kehidupan masyarakat Indonesia.
"Seluruh hal yang terkait dengan multi-kultur, seluruh hal yang terkait dengan kebhinekaan, seluruh hal yang terkait dengan membangun unity, saya rasa tetap harus dikumandangkan sekecil apa pun, di mana pun, dan sebanyak-banyaknya harus kita lakukan upaya-upaya ini," kata Khofifah usai menerima Obor Perdamaian di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/11/2014).
Karena itu, lanjut Khofifah, berkah keberagaman dan kebhinekaan ini harus terus didengungkan kepada setiap sendi kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat benar-benar bisa menerapkan dan bersatu tanpa kekerasan.
"Kita melihat bahwa multi-kultur dan kebhinekaan itu adalah realitas empirik. Oleh karena itu roh dari Nawacita harus masuk dalam relung-relung program yang dilaksanakan pemerintah pusat dan daerah," kata Khofifah.
Dengan begitu, kata Khofifah, kebhinekaan dan Nawacita tidak hanya menjadi sebuah catatan pemerintah. Tapi, seluruh masyarakat dan pemerintah menjadikan Nawacita masuk dalam proses pembangunan.
"Pemerintah harus hadir, pemerintah tidak boleh absen. Pemerintah harus hadir pada setiap masalah yang dihadapi masyarakat dan kedua tidak boleh absen ketika masyarakat membutuhkan uluran tangan, siapa pun," tegas Ketua Muslimat NU itu. (Mut)
Jurus Mensos Khofifah Agar Nawacita Jokowi Tercapai
Mensos Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kebhinekaan dan Nawacita tidak hanya menjadi sebuah catatan pemerintah.
Advertisement