Liputan6.com, Semarang - Sejumlah SPBU di Kota Semarang dipenuhi antrean usai pengumuman kenaikan harga BBM, sehingga petugas kepolisian ikut membantu mengatur lalu lintas yang macet. Pertamina juga memantau agar tidak terjadi kecurangan dalam pembelian BBM bersubsidi jelang harga baru diterapkan.
‎
Di kawasan SPBU Ahmad Yani, kemacetan baru terurai setelah polisi turun tangan. Terlihat beberapa kali mobil patroli juga melintas memantau kondisi.
Saat mengatur lalu lintas, polisi meminta mobil atau sepeda motor mengantre dari arah timur, sehingga kendaraan yang datang dari barat tidak diperbolehkan langsung belok ke SPBU, namun harus ikut antre dari timur.
Menurut Humas Pertamina MOR IV Jateng-DIY Roberth MV Dumatubun, Pertamina menjalin koordinasi dengan kepolisian untuk kelancaran distribusi BBM di SPBU. Menurut Roberth, ketika harga BBM naik memang selalu terjadi panic buying.
"Wajar, itu kan manusiawi. Euforia masyarakat soal naik harga, ingin dapat harga lama," kata Roberth, Senin (17/11/2014) malam.
Meski pembeli membludak, khususnya di SPBU Ahmad Yani, lanjut Roberth, situasi bisa dipastikan aman. Karena dari 48 kiloliter premium hari ini masih ada stock 28 KL di SPBU Ahmad Yani pada pukul 21.30 atau saat kepadatan mulai terjadi.
"Aman, kecuali kalau ada pembelian berulang, ya kita awasi bareng-bareng," kata Roberth
Antrean mulai terjadi saat Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi Rp 8.500 per liter terhitung mulai pukul 00.00. Beberapa saat setelah pengumuman itu, hampir seluruh SPBU di Semarang mengalami kepadatan dan antreannya sampai ke jalan hingga menimbulkan kemacetan. (Ado)
SPBU di Semarang Dipenuhi Pembeli, Jalanan Macet
Di kawasan SPBU Ahmad Yani, kemacetan baru terurai setelah polisi turun tangan. Mobil patroli terus melintas memantau kondisi.
Advertisement