Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut mengkritisi kebijakan Presiden Jokowi dan jajarannya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. SBY mengaku, sebelum pengumuman Senin malam 17 November 2014 kemarin, Wapres Jusuf Kalla atau JK sempat meneleponnya.
"Saya terima banyak pertanyaan/mentions dari publik soal kenaikan BBM. Kebetulan pukul 08.10 malam ini saya terima telepon dari Wapres @Pak_JK . *SBY*," tulis SBY dalam akun Twitter-nya, Selasa (18/11/2014).
"Wapres beritahu bahwa pemerintah akan naikkan harga BBM. Saya katakan, menaikkan harga BBM adalah wewenang pemerintah. *SBY*," imbuh dia.
Dan kini setelah pengumuman diumumkan, SBY meminta Jokowi dan jajarannya menjelaskan kepada rakyat alasan kenaikan harga BBM. Selain itu, kata dia, pemerintah juga harus memaparkan kebijakan kompensasi bagi golongan tidak mampu serta dari mana dana itu diambil.
"Saya berpendapat, jika dana kompensasi itu diambil dari APBN, maka pemerintah wajib jelaskan kepada DPR RI sebagai bentuk pertanggungjawaban. *SBY*," tandas SBY.
Kenaikan BBM ditetapkan Senin 17 November 2014 malam di Istana Negara, Jakarta. Presiden Jokowi menetapkan kenaikan sebesar Rp 2 ribu, Premium saat ini menjadi Rp 8.500 dan Solar menjadi Rp 7.500. (Ndy/Mut)