Liputan6.com, Semarang - Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Semarang yang mengagendakan Pandangan Umum Fraksi atas nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015 diwarnai keributan.
Awalnya rapat yang digelar di lantai 4 Gedung DPRD ini berlangsung lancar. Terlebih selama sidang berlangsung bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa, sebagai komitmen pejabat daerah ini untuk menjaga kelestarian kebudayaan.
Namun suasana cair dalam ruangan sidang berubah memanas. Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (21/11/2014), di akhir Sidang Paripurna sekelompok massa dari pergerakan buruh rupanya telah menyelinap masuk di balkon ruang sidang dan langsung meneriaki Gubernur Ganjar Pranowo sesaat setelah Ketua DPRD mengetukkan palu ke meja tanda sidang ditutup.
Para perwakilan buruh mengecam Ganjar Pranowo karena dianggap lebih pro kepada pengusaha ketimbang dengan rakyat kecil.
Meski terus dihujat, dari atas balkon gubernur bersama pimpinan dewan seolah tak menggubrisnya dan mereka langsung meninggalkan ruangan sidang diikuti para anggota dewan lainnya.
Atas sikap Gubernur Jawa Tengah ini, para aktivis buruh dari berbagai elemen organisasi ini kecewa. Karena menjelang penetapan upah 2015, Ganjar lebih memilih berkonsultasi sepihak dengan pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang merupakan representasi kepentingan para pengusaha. (Mar/Nan)
Dianggap Pro ke Pengusaha, Ganjar Pranowo Diteriaki Massa
Rapat Paripurna anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah yang dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Kamis siang diwarnai keributan.
Advertisement