Liputan6.com, Bengkulu - Penerapan Kurikulum 2013 atau K-13 di Provinsi Bengkulu tidak bisa diterapkan maksimal. Hasil reses DPRD di 7 daerah pemilihan, mayoritas menemukan kebingungan hampir di semua sekolah, terutama di sekolah yang berada di pedesaan terpencil.
Juru bicara Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Agung Gatam menyatakan, pola penggabungan mata pelajaran dalam sistem tematik masih membingungkan.
"Kebijakan K-13 ini masih setengah matang. Hampir seluruh sekolah belum siap, sangat jauh dari kurikulum lama," ujar Agung di Bengkulu (25/11/2014).
Maka itu DPRD Bengkulu, kata politisi PDI Perjuangan ini, akan mengirimkan surat resmi secara kelembagaan ke Menteri Pendidikan untuk meninjau ulang kebijakan K-13.
Menurut Agung, janji pemerintah pusat untuk mengambil keputusan terkait K-13 paling lambat Desember mendatang, sangat ditunggu seluruh masyarakat saat ini, khususnya di Bengkulu.
"Janji Menteri Pendidikan paling lambat akhir Desember ini sudah ada finalisasi apakan K-13 diubah atau dibatalkan sama sekali, kita tunggu saja. Tetapi kondisi yang sebenarnya tetap kita laporkan untuk bahan kajian," pungkas Agung.
Kurikulum 2013 memang sempat menuai kontroversi, khususnya di kalangan sekolah. Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, pun mengakui Kurikulum 2013 belum sempurna.
Kurang sempurnanya Kurikulum 2013, menurut Musliar, terdapat pada pelaksanaannya karena ada beberapa kegiatan yang belum berjalan dengan baik. Salah satunya soal pendistribusian buku Kurikulum 2013.
Meski mengakui ada kekurangan pada Kurikulum 2013, Musliar tidak setuju dengan pernyataan Menteri Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan, Anies Baswedan yang menyatakan Kurikulum 2013 kurang matang. Menurut dia, konsep kurikulum yang pelaksanaannya dimulai sejak saat ia menjabat sudah cukup matang. (Rmn)