Sukses

Mengenang Ali Sadikin Lewat Kepemimpinan Ahok

Gaya kepemimpinan yang tegas dan ceplas-ceplos kedua tokoh itu dinilai mirip. Namun masih ada segudang kemiripan lain Ahok dan Bang Ali.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah seringkali sosok Gubernur DKI Jakarta Ahok dibanding-bandingkan dengan mendiang Ali Sadikin yang juga pernah menjadi DKI 1. Gaya kepemimpinan yang tegas dan ceplas-ceplos kedua tokoh ini dinilai mirip. Namun masih ada segudang kemiripan lain antara pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu dengan Ali Sadikin. Apa saja?

"‎‎Yang dilakukan Ahok sudah dilakukan oleh Ali Sadikin. Buat saya, Ahok itu sangat ingatkan pada Ali Sadikin. ‎Ngomong ceplas-ceplos, beri perintah ceplas-ceplos. Jadi sebelum Jokowi, Ali sudah lakukan itu," ujar pengamat politik Salim Said dalam diskusi 'Perspektif Indonesia'‎ di Jalan Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).

Salim mengenal sosok Ali sejak masih aktif mengajar di Universitas Indonesia (UI). Dia pun bercerita mengenai sang mantan DKI 1 yang dianggap tidak suka dengan protokoler. Saat itu, Ali yang merupakan perwira Jenderal pernah tanpa segan-segan mengejar seorang calo.

Calo itu, cerita Salim, terlihat oleh Ali saat sedang melakukan inspeksi mendadak di sebuah stasiun. Bang Ali pun mengejar sang calo dengan menumpang sebuah bus hingga ke kawasan lapangan Banteng, Jakarta.

"‎‎Saya ingat dulu stasiun, (Ali) lari kejar sendiri calo tiket, sehingga ajudannya yang seorang marinir, mengikuti busnya. Lalu waktu kita bangun Taman Ismail Marzuki (TIM), Ali Sadikin juga datang mimpin penyemprotan di halaman, beliau betul-betul turun ke bawah. Makanya buat generasi saya, Ahok tidak terlalu baru," ucap Salim.

Salim mengatakan, karena sikap pria yang karib disapa Bang Ali tersebut, menimbulkan benturan dengan masyarakat, legislatif, maupun tokoh agama. Seperti yang tengah dialami Ahok saat ini.

"Yang penting orang punya gagasan apa tidak. Ali itu punya gagasan, orang ini common sense, itu saja dia jalankan, sama seperti Ahok, ia juga bentrok juga dengan banyak orang, bahkan ulama saat berencana melegalkan judi," tutur Salim.

Kebebasan Politik

Selain kesamaan karakter, Ahok dan Ali Sadikin juga sama-sama memiliki kesempatan memimpin saat kebebasan politik masih cukup luas.

"Kenapa Ali Sadikin dan Ahok bisa? Karena saat Ali Sadikin jadi gubernur kebebasan politik luas, Pak Harto belum berkuasa betul-betul setelah peristiwa Malari. Sedangkan Ahok itu beruntung, jadi gubernur setelah ruang kebebasan reformasi bergulir," kata Salim.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto menambahkan, hingga saat ini masyarakat masih percaya Ahok akan membawa perubahan dalam masa jabatannya sebagai gubernur. Walau mempunyai sikap yang dinilai oleh sebagian kalangan negatif, namun justru popularitas Ahok bergerak positif.

"Ini modal politik (Ahok) yang baik, ada kepercayaan dan ekspektasi dari publik," tandas Nico.‎‎ (Ndy/Mvi).

Video Terkini