Liputan6.com, Jakarta - Djarot Saiful Hidayat, salah satu orang yang disebut sebagai pendamping Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengkritik gaya kepemimpinan Ahok yang mudah tersulut emosi dan kerap memarahi anak buahnya. Dengan banyaknya berbagai masalah yang dimiliki Jakarta, seorang gubernur DKI Jakarta harus menunjukkan sikap konsisten dan keteladanan, bukan emosional di hadapan publik.
"Jakarta ini perlu teladan, contoh. Bukan hanya pandai mengancam, marah-marah, tapi juga konsisten tindakan, yang satu kata satu perbuatan," ujar Djarot usai mengikuti diskusi 'Perspektif Indonesia' di Jalan Gereja Theresia, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).
Menurut dia, sebagai seorang pemimpin, Ahok harus menjalani revolusi mental yang dicetuskan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut harus dilakukan agar Ahok dapat melakukan komunikasi dengan baik dan bersikap lebih bijak, serta tidak mudah tersulut emosi.
"Harus ada revolusi mental. Kapan bicara keras dan kapan lembut supaya bisa berkomunikasi dengan rakyat, anggota dewan, pengamat dan lain-lain," ucap mantan Walikota Blitar itu.
Menurut Djarot, bila gaya kepemimpinan dengan marah-marah tetap dipraktikkan oleh Ahok, maka birokrasi tidak lantas berjalan menjadi lebih baik.
"Dimarahin, diperiksa banyak pihak, kapan mereka bekerja," kata Ketua DPP PDIP itu.
Walau menyindir Ahok, Djarot yang mengaku telah berkawan dengan Ahok sejak masih menjabat Walikota Blitar itu yakin amarah yang dilakukan Ahok bukan sekadar tindakan emosi semata. Gaya marah-marah tersebut memang sudah menjadi karakter Ahok dan muncul dari hati nuraninya dengan tujuan yang baik.
"Kalau menurut saya tidak akan mengomentari gaya Basuki, saya percaya itu karakter asal keluar dari hati nurani," ucap Djarot Saiful. (Mvi/Sss)
Kritik dari Djarot Saiful untuk Ahok
Sebagai seorang pemimpin, Ahok harus menjalani revolusi mental yang dicetuskan Presiden Joko Widodo.
Advertisement