Sukses

Berebut Dana Kompensasi BBM

Penyaluran dana kompensasi kenaikan harga BBM sebesar Rp 400 ribu ditemukan banyak kendala.

Liputan6.com, Jakarta - Antrean warga miskin untuk mencairkan uang Rp 400 ribu sebagai kompensasi kenaikan harga BBM terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air. Ada yang berlangsung tertib, namun ada pula yang berakhir ricuh.

Seperti yang terjadi di salah satu kantor pos di Demak, Jawa Tengah, warga terus merangsek kantor pos. Aparat keamanan pun tak mampu membendung membludaknya warga yang ingin segera mendapatkan uang Rp 400 ribu di tangan.

Upaya menghalang-halangi warga untuk masuk ke dalam kantor pos justru makin mendapat perlawanan. Seorang ibu bahkan pingsan tak kuat harus berdesak-desakan. Ini hanya salah satu contoh betapa masih semerawutnya penyaluran dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS).

Lagi-lagi faktor minimnya sosialisasi yang membuat warga miskin jadi resah. Mereka takut tak kebagian uang 400 ribu, sehingga harus berdesak-desakan dan antre berjam-jam hingga malam hari.

Bahkan di Kantor Pos Jebres, Solo, Jawa Tengah salah satu penerima dana PSKS meninggal dunia, karena mengalami sesak napas dan sakit di bagian dada sebelum dana yang menjadi haknya diterima dari pihak kantor pos.

Ya, uang kompensasi ini memang bisa menjadi pelipur lara warga miskin. Namun efektifkah untuk menekan jumlah kemiskinan pascakenaikan harga BBM bersubsidi?

Di saat harga BBM naik, uang sebesar Rp 400 ribu memang terasa. Di sisi lain masih banyak warga miskin yang selayaknya mendapatkan dana kompensasi justru tak terdaftar sebagai penerima. Keakuratan data warga miskin pun dipertanyakan.

Dana kompensasi ini pun rentan pungutan liar oleh para perangkat desa. Sejatinya pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) ingin mengalihkan dana subsidi BBM dari sektor konsumtif ke produktif.

Seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan, pengentasan kemiskinan dan pendidikan. Yang pasti pemerintah harus memastikan bahwa dana PSKS ini benar-benar sampai ke tangan warga miskin.

Lalu bagaimana masyarakat menilai program PSKS yang tidak tepat sasaran ini? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (30/11/2014), berikut ini. (Dan/Ans)