Sukses

Priyo Diusir dari Munas Golkar Kubu Ical, JK Geram

JK menilai, kericuhan dalam Munas IX Partai Golkar wajar. Sebab sikap panitia munas membuat aturan sewenang-wenang.

Liputan6.com, Jakarta - Musyawarah Nasional atau Munas IX Partai Golkar yang digelar di Nusa Dua, Bali diwarnai kericuhan antar kubu calon ketua umum. Diduga, salah satu pemicunya yakni panita munas melarang beberapa petinggi Golkar masuk ke lokasi munas.

Salah satu elite Golkar yang dilarang masuk yakni Priyo Budi Santoso, yang juga calon ketua umum. Menanggapi hal ini, Wakil presiden Jusuf Kalla atau JK mengaku geram dan heran. Mestinya panitia munas tidak melarang Priyo masuk ke lokasi munas.

"‎Priyo kan dia ketua DPP, bagaimana caranya dia bisa dilarang masuk?" tanya JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (1/11/2014).

Selain melarang JK, panitia Munas IX Partai Golkar juga kabarnya melarang calon ketua umum lain masuk ke lokasi munas, yakni Agung Laksono.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menyayangkan tata tertib atau tatib munas tersebut tidak demokratis. "Ya, inilah kalau pelaksanannya tidak demokratis hasilnya pasti ada masalah," ucap dia

Wakil Presiden yang baru beberapa bulan dilantik ini pun menilai, kericuhan dalam munas partai berlambang Pohon Beringin itu hal wajar. Sebab sikap panitia munas yang membuat aturan sewenang-wenang.

"Makanya kurang bisa diterima kalangan Golkar, ya karena seperti itu. Pasti sebagian tidak menerima," pungkas JK. ‎‎

Pengusiran Priyo diungkap oleh ‎Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi. Mantan Menteri Kehakiman itu mengatakan, Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar Priyo Budi Santoso diusir dari lokasi munas pada Minggu malam 31 November.

"Priyo sempat datang, tapi nggak diperbolehkan masuk saat pembukaan," kata Muladi di Nusa Dua, Bali, Minggu 31 November 2014.

Muladi tidak mengetahui persis kronologi pengusiran panitia munas terhadap Priyo, namun dia yakin Priyo ditolak karena turut membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar yang tidak diakui dalam AD/ART partai. ‎

"Mungkin karena dia telah melakukan pemecatan terhadap Pak Aburizal (Ical) sebagai ketua umum partai," jelas Muladi.‎ (Rmn/Riz)