Liputan6.com, Bogor - Setelah sempat ditutup selama sehari untuk umum, karena belasan pohon tumbang. Kebun Raya Bogor (KRB) dibuka kembali hari ini.
"Proses penutupan sendiri untuk pembersihan di area pohon tumbang dan melakukan penanaman kembali," kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Didik Widyatmoko saat dihubungi, Selasa (2/12/2014).
Banyaknya pohon tumbang disebabkan karena tumbuhan di KRB harus berebut air tanah, dengan bangunan hotel di sekitar di kebun kebanggaan Bogor ini.
Dalam peristiwa kemarin, kata Didik, 14 tanaman koleksi dan 4 tanaman non-koleksi tumbang, dan kerugian material sekitar Rp 30 juta, dihitung dari 2000 tiket masuk yang tidak terjual. Selain itu, beberapa pohon di lingkungan Istana Kepresidenan Bogor yang bersebelahan juga tumbang.
Kebun botani seluas 87 hektar yang ada sejak 1817ini mempunyai 33.096 koleksi pohon dan tumbuhan dari 4.297 spesies dan di antaranya 1.800 merupakan tanaman langka. Menurut Didik, setiap tahunnya sejak 2006, belasan pohon tumbang.
"Pohon yang tumbang bisa karena akar atau batang yang keropos, sehingga pohon tidak kuat ketika tertiup angin," kata Didik.
Pohon tidak sehat, salah satu faktornya tidak adanya ketersediaan air tanah yang cukup. Didik menilai banyaknya bangunan disekitar KRB mengganggu kelangsungan ekosistem kebun karena harus berebut air tanah dengan bangunan.
"Bangunan terutama hotel atau restoran banyak sekali menggunakan air tanah. Diharapkan Pemkot mempunyai konsen terhadap air tanah ini," pungkas dia.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, Didik Widyatmoko mengatakan, jumlah pohon tumbang terbanyak terjadi pada 2006. Sekitar 200 pohon koleksi dan non-koleksi di Kebun Raya Bogor roboh tertiup angin, juga menyebabkan beberapa hari penutupan untuk umum KRB. (Tnt/Yus)