Liputan6.com, Nusa Dua - Setelah gonjang ganjing dengan keberadaan para calon ketua umumnya, Munas ke IXÂ Partai Golkar akhirnya memasuki puncaknya hari ini. Munas Golkar berlangsung sejak 30 November hingga 3 Desember di Nusa Dua, Bali, dan akan memilih ketua umumnya pada Rabu (3/12/2014).
Tapi sebelum memilih ketumnya, partai berlambang pohon beringin itu menggelar ritual 'meminta restu' agar acara tersebut bisa diterima semua pihak di Pulau Dewata, termasuk dari alam gaib.
Ketua Keamanan Munas Golkar Bali I Wayan Rawan Atmaja mengatakan, ritual tersebut hal lumrah di Bali. Putera asli Pulau Dewata ini menambahkan, di sekitar lokasi acara Munas ada beberapa pura dan harus meminta izin kepada 'penjaganya' sebelum melaksanakan acara.
"Kita melakukan ritual sebelum Munas dibuka. Di Bali kan ada beberapa pura dan kita sucikan itu. Jadi kita meminta izin pada penjaga yang di sana kita akan melaksanakan hajatan apa, jadi kita menginginkan doa restu agar keinginan kita berjalan dengan baik. Itu tujuannya, tidak ada yang lain," kata Wayan kepada Liputan6.com di Hotel Westin, Nusa Dua, Rabu (3/12/2014).
Wayan menuturkan, ada beberapa pura yang mengelilingi tempat Munas Golkar. Setiap pura didatangi panitia untuk meminta izin mengadakan hajatan besar.
"Ada beberapa pura seperti Pura Geger, Pura Biastugel, Pura Lamun. Nah karena tempatnya kita pakai di sini, kita mohon izin agar semuanya diberikan yang terbaik," tutur Wayan.
Setiap pura masing-masing memiliki satu pemangku atau orang yang dianggap suci yang menjadi perantara untuk menyampaikan keinginan manusia kepada sang pencipta maupun penjaga alam.
Dalam ritual 'meminta restu' ini, panitia menyediakan pejati atau sesajen yang sering digunakan dalam suatu upacara di Bali.
"Kalau kita di Bali disebut pejati, pejati itu adalah sarana untuk menyampaikan keinginan kita ke pemangku diteruskan untuk disampaikan kepada penjaga yang di sini. Rangkaiannya banyak ada beras, ada daksine yang dari kelapa, banyak isinya," beber Wayan.
Sejauh ini, ungkap Wayan, dia merasakan hal positif dari ritual meminta restu tersebut. "Rasa positif yang saya rasakan sampai hari ini acara Munas Golkar masih berjalan dengan apa yang kita harapkan, yang tadinya ribut-ribut jadi kondusif," tandas Wayan. (Sun/Mut)
Ritual 'Minta Restu' Alam Gaib Warnai Munas Golkar di Bali
Dalam ritual 'meminta restu' ini, panitia Munas Golkar menyediakan pejati atau sesajen yang sering digunakan dalam suatu upacara di Bali.
Advertisement