Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) resmi memiliki Duta Besar (Dubes) baru untuk ASEAN. Sosok tersebut adalah Nina Hachigian.
Hachigian bukanlah sosok baru bagi dunia diplomatik AS. Wanita lulusan Yale Universtity ini adalah seorang peneliti politik senior di Negeri Paman Sam dan pernah menduduki jabatan Direktur Kebijakan Asia Pasifik di Kemlu AS.
Atas penunjukkannya itu, Hachigan mengaku senang dan bersemangat menunaikan tugas barunya itu. Meski diakuinya menjadi Dubes AS untuk ASEAN akan menghadapi tantangan besar yang menututnya untuk terus belajar.
"Saya masih ada dalam tahap pembelajaran," kata Hachigian di pusat kebudayaan AS @america, Pacific Place, Jakarta, Senin (3/12/2014).
Ia menyebutkan AS punya banyak program bagus untuk ASEAN. Di antaranya soal komunitas ASEAN yang akan dimulai tahun depan. "Kami (AS) siap untuk membantu dan mempromosikan komunitas ASEAN," terang Hachigian.
Di samping itu, Hachigian angkat bicara terkait dugaan pelanggaran HAM di salah satu negara ASEAN, Myanmar. Masalah itu dibahas Hachigian karena kasus tersebut terus menjadi sorotan dunia.
"Perwakilan kami di Yangon terus berbicara mengenai masalah ini dengan Myanmar, kami terus memonitor dan terus berinteraksi untuk melihat perkembangan yang terjadi," papar dia.
Tidak cuma masalah HAM di Myanmar, persoalan perseteruan sejumlah negara ASEAN dengan China terkait Laut China Selatan juga disinggungnya. Dia memastikan AS tetap menjaga sikap netral dan berharap masalah ini dapat selesai dengan damai.
Bukan hanya terkenal di dunia diplomatik, Hachigian turut dikenal karena tulisannya mengenai kebijakan AS di Asia. Selain itu perempuan yang pernah menulis berbagai artikel opini di media ternama AS seperti The New York Times dan LA Times tersebut pernah ditunjuk menjadi staf Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) yang berkedudukan di Gedung Putih. (Ali/Riz)
Nina Hachigian Ditunjuk Jadi Dubes Baru AS
Hachigian mengaku senang dan bersemangat menunaikan tugas barunya sebagai Dubes AS untuk ASEAN.
Advertisement