Liputan6.com, Jakarta - Misteri kotak kenyal bertuliskan Tjipetir yang ditemukan di berbagai negara Eropa akhirnya terpecahkan. Kotak misterius itu berasal dari Indonesia, tepatnya dari sebuah perkebunan karet lawas Cipetir, Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat.
Benda persegi itu sejatinya bukan karet, namun mirip gutta-percha atau getah perca: lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, umumnya terdapat di Semenanjung Malaysia. Pada Abad ke-19 hingga pertengahan Abad ke-20 digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Dalam film dokumenter yang dimuat indonesianfilmcenter.com, yang dikutip Liputan6.com, Kamis (4/12/2014), terungkap proses pembuatan kotak-kotak Tjipetir. Terlihat, sejumlah petani Bumiputera memulai proses pembuatan dengan memangkas ranting dan memetik daun-daun pohon jenis Sapotaceae. Mereka tampak diawasi seorang pria asal Belanda.
Daun-daun itu lalu dikumpulkan dalam karung dan ditimbang. Selanjutnya dari perkebunan dibawa ke pabrik dengan menggunakan gondola yang melintasi pegunungan.
Tiba di pabrik, daun-daun itu langsung di keluarkan dari karung dan dimasukan ke dalam mesing penggiling. Mesin itu berfungsi memisahkan getah dari serat daun.
Daun yang telah hancur digiling kemudian dicampur dengan air dan dipanaskan. Setelah mendidih, airnya dituangkan ke dalam tangki flotasi. Lalu, hasilnya dipisahkan, dicuci, dan ditekan dalam mesin hingga getah perca kuning diperoleh.
Setelah diekstraksi dan dimurnikan, getah perca lalu dimasukan ke dalam mesin cetak. Ternyata, tidak hanya berbentuk kotak --seperti yang tersebar ke seluruh dunia-- tapi juga ada yang berbentuk lingkaran. Hasilnya, Tjipetir dimasukan dalam kaleng dan siap diditribusikan,
Film dokumenter tersebut tercatat diunggah ke indonesianfilmcenter.com pada 6 November 2012. Judul asli film berdurasi 31 menit 26 detik itu adalah, 'Gutta percha: het bedrijf te Tjipetir' yang diproduksi pada 1925 oleh Belanda (Koloniaal Instituut, Amsterdam). (Mut/Ein)
Baca juga: Misteri 'Tjipetir' di Eropa Terlacak Hingga Indonesia