Sukses

Express Group: Digunakan untuk Kejahatan, Taksi Kami Diduplikasi

Direktur Keuangan Express Group David Santoso membantah taksinya digunakan pelaku perampokan.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus perampokan di taksi sedan putih yang belakangan terjadi menimbulkan anggapan, mobil yang digunakan untuk kejahatan itu merupakan taksi Express. Apalagi kedua korban perampokan di taksi yaitu RP dan RW menyatakan taksi yang dipakai saat peristiwa berstiker Express.

Namun, pihak Ekspress membantah taksinya digunakan pelaku kejahatan, melainkan telah diduplikasi.

"Ini diduplikasi," kata Direktur Keuangan Express Group David Santoso di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2014).

Berdasarkan pemeriksaan, taksi bernomor lambung DP 8015 dan DP 8012 yang digunakan untuk melakukan aksi kejahatan. David memastikan, kedua taksi itu jauh dari lokasi kejadian.

"Kita juga punya DDS (Digital Dispatch System). Dan setelah kita periksa, lokasi taksi jauh dari lokasi kejadian," ungkap David.

David menuturkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan kedua korban untuk mengetahui persis taksi yang ditumpangi saat itu. Dia juga terus berkonsultasi dengan pihak kepolisian terkait penyelidikan kasus ini.

"Kita tidak ingin saudara kita nanti yang menjadi korban. Karena itu kita terus berkonsultasi dengan kepolisian bagaimana baiknya," tandas David Santoso.

Sepekan belakangan, aksi perampokan di taksi 2 kali terjadi di Jakarta. Seorang wanita berinisial RW di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan mengalami perampokan pada Jumat 28 November 2014.

Tak lama setelah penumpang masuk, tiba-tiba salah seorang pelaku keluar dari bagasi melalui jok belakang. Saat itu juga pelaku menodongkan pisau dan menjarah seluruh harta milik korban. Setelah menjarah, para pelaku yang diduga kuat bekerja sama dengan sopir menurunkan penumpang.

Pada Senin 1 Desember 2014 malam, karyawati berinisial RP (30) dirampok saat menumpang taksi warna putih dari kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Pelaku muncul dari balik bagasi dan menjebol kursi belakang.

Warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu tidak bisa berkutik setelah pelaku menodongkan sebilah pisau sambil meminta barang berharga miliknya. Sang sopir diduga terlibat perampokan tersebut. (Mvi/Ado)