Sukses

Ini Penampakan Pabrik 'Tjipetir' di Sukabumi yang Hebohkan Eropa

Pabrik lempengan Tjipetir memang terletak di wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Namanya kini menggunakan ejaan baru, Cipetir.

Liputan6.com, Sukabumi - Ini penampakan pabrik lempengan Tjipetir yang menghebohkan sejumlah negara di Benua Eropa. Sesuai dengan tulisan yang tercantum di lempengan, pabriknya kini juga masih bernama Cipetir hanya saja sudah diubah ke ejaan baru.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (4/12/2014), pabrik karet ini memang terletak di wilayah Sukabumi, Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Cikidang.
 
Menurut administrasi perkebunan, benda berbentuk persegi empat yang ditemukan di perairan Benua Eropa memang benar berasal dari pabrik tersebut. Berdasarkan penelusuran data, pabrik Cipetir berdiri tahun 1885 dan memang memproduksi bahan yang terbuat dari karet merah.

Pabrik Cipetir kini tidak sejaya saat zaman penjajahan dulu. Pabrik yang memproduksi gutta-percha atau getah perca dari pohon karet dan dipergunakan untuk membuat kaki palsu hingga bahan bola golf ini kini makin merana.

Produksinya terus menurun karena permintaan tak lagi tinggi. Semoga penemuan lempengan Tjipetir di beragam tempat di Benua Eropa bisa membangkitkan semangat pabrik di Sukabumi ini untuk mengkespor hasil buminya.

Sebelumnya, sejumlah lempengan sejenis karet dengan tulisan Tjipetir menghebohkan sejumlah negara di Benua Eropa. Puluhan orang mulai dari Inggris, Prancis, Belanda, hingga Jerman mengaku menemukan lempengan kenyal tersebut.

Penasaran. Mereka pun membuat grup di jejaring sosial Facebook bernama 'Tjipetir Mistery' untuk mengetahui siapa saja yang telah menemukan lempengan yang berbentuk persegi empat mirip talenan itu.

Bahkan saking penasarannya dari mana lempengan Tjipetir berasal, seorang warga Belanda membuat video khusus soal penemuan lempengan karet itu dan kemudian diunggah ke situs YouTube.

Sebagian warga Eropa menduga lempengan itu berasal dari kapal yang karam pada zaman penjajahan dan diperkirakan sudah berusia lebih dari 1 abad.

Lalu bagaimana lempengan dari Indonesia yang diperkirakan berusia 100 tahun lebih itu bisa ditemukan di sejumlah perairan di Eropa? Selengkapnya, saksikan video di bawah ini. (Nfs/Sss)