Sukses

Express Group: Perampok Manfaatkan Nama Besar Taksi Kami

Direktur Keuangan Express Group David Santoso mengatakan, setiap armada dan sopir karyawan Express Group sudah terdaftar dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Sepekan terakhir, sudah 2 kasus perampokan yang menggunakan taksi sebagai alat kejahatan. Express Group sebagai pihak yang dituding sebagai pemilik taksi yang digunakan untuk merampok, membantah keterlibatan armada dan sopir taksi Express.

"Para pelaku ini memanfaatkan kebesaran nama Express untuk melakukan tindak kriminal," kata Direktur Operasional Express Group, Herwan Gozali di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2014).

Gozali menjelaskan, pihaknya kini terus berusaha mengungkap kasus ini karena secara tidak langsung nama taksi Express sangat dirugikan.

"Masyarakat sudah sangat identik kalau taksi putih pasti Express, padahal tidak juga. Ini telah terjadi kriminalisasi taksi putih. Karena itu kami sangat dirugikan dan menjadi korban," tegas Gozali.

Sementara, Direktur Keuangan Express Group David Santoso mengatakan, setiap armada dan sopir yang menjadi karyawan Express Group sudah terdaftar dengan baik. Pola perekrutan pun tidak main-main.

"Sebelum masuk seperti biasa ada interview, harus tahu juga kita bagaimana riwayat hidupnya, harus ada SKCK juga. Kami juga terapkan sistem kemitraan, jadi 6 tahun bekerja mobil itu bisa jadi milik sopir. Sopir kami juga sudah berpengalaman di beberapa perusahaan taksi lainnya. Jadi tidak main-main," ungkap David.

Dia menjamin, sistem keamanan yang dimiliki perusahaan sudah cukup baik. Mobil yang tidak kembali ke pool saja bisa dikejar dan ditemukan dengan GPS yang terpasang di mobil.

"Kami ini ada 24 ribu sopir yang menggantungkan hidupnya di perusahaan kami. Tidak mungkin kami membiarkan ada oknum yang merusak semuanya," tutup David. (Ado/Mut)