Liputan6.com, Palangkaraya - Setelah 1 hari mendapatkan perawatan dari tim Borneo Orangutan Foundation, seekor orangutan betina akhirnya mati pada Jumat siang 5 Desember.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (6/12/2014), sebelumnya, saat ditemukan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah orangutan tersebut dalam keadaan kritis.
Baca Juga
Lengan kirinya patah, demikian pula dengan tungkai kanannya. Selain itu dalam hasil foto Sinar-X, diketahui terdapat 40 butir peluru senapan angin bersarang di tubuhnya.
Advertisement
Temuan itu memunculkan dugaan orangutan malang tersebut merupakan korban konflik antara satwa liar dengan pengelola perkebunan kelapa sawit. Karenanya, pihak BKSDA Kalimantan Tengah akan menyelidiki kasus yang mengarah pada pembantaian satwa dilindungi itu.
Konflik antara pengusaha perkebunan dan satwa liar termasuk orangutan, hingga kini masih terus terjadi. Dan setiap kali terjadi, satwa liar dipastikan selalu kalah. Hal itu terjadi karena luas hutan yang terus berkurang.
Pemerintah sendiri telah menetapkan orangutan sebagai satwa yang dilindungi. Bahkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada konferensi perubahan iklim di Bali 2007 juga telah menetapkan strategi dan rencana aksi konservasi orangutan hingga tahun 2017. (Vra-Tnt)