Liputan6.com, Samarinda - Unjuk rasa mahasiswa memperingati Hari Anti-Korupsi di depan Gedung DPRD Samarinda, Kalimantan Timur kemarin siang berakhir ricuh. Kericuhan bermula saat sejumlah mahasiswa membakar ban hingga mengenai salah seorang anggota polisi,
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (9/12/2014), polisi kemudian menangkap sejumlah mahasiswa. Polisi yang tersulut emosi langsung menendang dan memukuli mahasiswa hingga terluka.
Mahasiswa menyesalkan aksi polisi yang mereka ibaratkan seperti preman. Sementara 3 mahasiswa yang ditangkap dimintai keterangan oleh polisi.
Tak hanya di Samarinda, kericuhan di Hari Anti-Korupsi juga terjadi di Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Bentrokan antara polisi dan mahasiswa di depan Kantor Kejaksaan Negeri Bau-bau tak terhindarkan saat pendemo berusaha masuk dan mendobrak gerbang.
Puluhan mahasiswa Universitas Dayanu Ikhsanudin itu rencananya hendak menyerahkan sejumlah bukti korupsi di Dinas Pendidikan Kota Bau-bau. Mereka menduga terjadi penggelapan dana sertifikasi guru yang totalnya mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat juga diwarnai bentrokan. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Rakyat Bogor terlibat adu fisik dengan polisi yang memblokade pintu gerbang gedung DPRD.
Bahkan aksi ini sempat memanas saat sejumlah mahasiswa menyandera mobil seorang anggota dewan. Beruntung tidak terjadi pengerusakan dan mobil yang disandera pun dipersilakan jalan.
Unjuk rasa dilanjutkan dengan aksi teaterikal sebagai bentuk keprihatinan korupsi di Tanah Air yang sudah mendarah daging khususnya dalam setiap proyek lelang dan tender di instansi pemerintahan. (Nfs/Ado)
Bakar Ban, Mahasiswa di Samarinda Dipukuli Polisi
Unjuk rasa memperingati Hari Anti-Korupsi di sejumlah daerah berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa bentrok dengan polisi.
Advertisement