Liputan6.com, Bekasi - Jajaran Satuan Reskrim Polsek Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan rekonstruksi pembunuhan Rani Heriyani (33), manajer muda yang tewas dibunuh Surono Tri Mulyo (32), mantan adik iparnya yang bekerja sebagai PNS Kota Bekasi.
Keluarga korban yang menyaksikan jalannya rekonstruksi tersebut, Rabu petang, langsung menangis histeris dengan memaki-maki tersangka. Bahkan, salah satu kerabat korban yang geram langsung memukul tersangka, sedangkan ibu korban jatuh pingsan.
Dalam rekonstruksi yang dilakukan di rumah Rani yang terletak di perumahan Trevista Residence Blok B 4 Nomor 33, Kelurahan Kebalen, pelaku mendapat kawalan ketat petugas Polsek Babelan dan Polres Bekasi.
Kanit Reskrim Polsek Babelan Iptu Wito yang memimpin jalannya rekonstruksi mengatakan, rekosntruksi berjalan lancar walau sedikit ada ketegangan antara keluarga korban dengan tersangka, namun dapat diatasi oleh petugas.
"Ada 15 adegan dalam rekonstruksi tersebut, yaitu dari mulai tersangka menunggu dan bertemu hingga terjadinya pembunuhan itu," ujar Iptu Wito pada Liputan6.com di lokasi, Rabu(10/12/2014).
Sementara itu Erkin (58), orangtua korban, mengatakan pihak keluarga berharap tersangka dihukum mati karena hingga kini tersangka masih melakukan teror terhadap keluarga korban dan anak kandungnya.
"Saya dan keluarga berharap agar tersangka dihukum mati, karena sudah berbuat keji terhadap putri saya," ujar Erkin.
Sebelumnya diketahui, jasad Rani yang berprofesi sebagai manajer di salah satu perusahaan swasta di Jakarta Utara ditemukan warga dalam kondisi hanya memakai celana dalam di rumahnya pada Selasa 4 November 2014 siang. Sedangkan pelaku ditangkap petugas pada Rabu 5 November 014 di rumahnya di wilayah Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Berlatar Utang Piutang
Wito mengatakan, yang menyebabkan korban tewas akibat ditusuk dengan pisau oleh tersangka di bagian leher hingga korban kehabisan darah. "Rekonstruksi tersebut sesuai dengan apa yang diucapkan oleh tersangka saat dimintai keterangan oleh penyidik," kata dia.
Menurut Wito, kasus pembunuhan tersebut dilatar belakangi utang piutang antara tersangka dengan mantan istrinya. Berdasarkan pengakuan Surono, semula dirinya hanya akan meminta tolong Rani agar menyampaikan kepada adiknya terkait persoalan utang piutang.
Surono saat ditemui di Mapolsek Babelan mengaku, adik Rani memiliki utang kepada dia sekitar Rp 50 juta untuk pengurusan CPNS. "Saya susah nemuin dia, makanya mau minta tolong kakaknya. Syukur-syukur dapat tanggapan baik, tapi ternyata tidak. Dia malah bilang itu kan urusan kalian," klaim Surono kepada penyidik.
Ditanggapi ketus, Surono tetap mendekati Rani. Dengan nada memaksa, dia kembali meminta Rani menyampaikan pesan itu kepada adiknya. Rani langsung berdiri dan keluar seraya teriak meminta tolong. Karena panik, pelaku langsung membungkam mulut korban pakai tangan.
Saat Rani berteriak lagi, Surono membungkam lagi mulutnya menggunakan tangan yang masih memegang daster. "Saya pegang rambutnya, saya benturkan 3 kali buat melumpuhkan," imbuh Surono.
Surono kemudian mengambil 3 ponsel milik Rani untuk menghilangkan jejak. Ternyata Rani terbangun dari pingsan. Pelaku panik lagi dan langsung mengambil pisau ke dapur dan dibekap lagi, lalu menusuk leher korban.
Surono mengaku bekerja sebagai seorang PNS, anggota Satpol PP Kota Bekasi. Sementara mantan istrinya adalah pegawai kontrak di Dinas Perhubungan Kota Bekasi. (Ado)
Rekonstruksi Pembunuhan Manajer Muda di Bekasi Berlangsung Ricuh
Keluarga korban yang menyaksikan jalannya rekonstruksi tersebut, Rabu petang, langsung menangis histeris dengan memaki-maki tersangka.
Advertisement