Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal PPP kubu Romahurmuziy, Arsul Sani menilai, pernyataan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, yang menganggap Muktamar PPP kubu Djan Faridz sah, sebagai wujud sikap bijak Mbah Moen.
"Ya itu supaya satu kubu tertentu tidak merasa rendah diri. Kalau kita undang, beliau (Mbah Moen) juga akan bersikap sama. Bagi kami yang di Jakarta itu forum silaturahmi, kita baik sangka saja. Mudah-mudahan hasilnya menyelesaikan perselisihan," kata anggota DPR itu saat dihubungi di Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Karena menilai Mbah Moen sebagai ulama bijaksana dan mencoba mengayomi kedua kubu yang berseteru, maka PPP kubu Romahurmuziy atau Romy menegaskan tidak bisa menganggap Mbah Moen hanya mengakui salah satu kubu.
Buktinya, kata Arsul, Mbah Moen tetap mengutus putra tertuanya untuk menghadiri silaturahmi di pondok pesantren bersama Romahurmuziy.
"Itulah bijaknya Mbah Moen, tetap mengutus putranya," tegas Arsul.
Berdasarkan hasil Muktamar di Jakarta pada 30 Oktober-2 November 2014, Djan Faridz terpilih sebagai Ketua Umum PPP. Sementara muktamar yang dilakukan kubu Romahurmuziy di Surabaya, Jawa Timur, pada 15-18 Oktober 2014, memilih Romahurmuziy sebagai Ketua Umum. Sehingga praktis saat ini ada dua ketua umum di PPP.
Saat menghadiri Mukernas PPP kubu Djan Faridz, Mbah Moen menyatakan, muktamar PPP versi Jakarta merupakan muktamar sah. "Saya mengikuti. Jadi Mahkamah Partai memutuskan sah muktamar yang tanggal 30 itu," ujar Mbah Moen di sela-sela Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I PPP versi Djan Faridz di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu 10 Desember 2014. (Mvi/Sun)
Sebut Kubu Djan Faridz Sah, PPP Kubu Romy Anggap Mbah Moen Bijak
Saat menghadiri Mukernas dari Kubu Djan Faridz, Mbah Moen menyatakan, muktamar PPP versi Jakarta merupakan muktamar yang sah.
Advertisement