Sukses

5 Cerita di Balik Demo Buruh

Seperti manis yang dirasakan Romawi si tukang kopi. Atau Sulistio si tukang bakso Malang saat demo buruh 10 Desember 2014 kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Lautan manusia menyemut di kawasan bundaran Hotel Indonesia (HI) Rabu 10 Desember 2014 kemarin. Atas nama kesejahteraan buruh, mereka juga mengerumuni Balaikota, Kementerian BUMN, hingga Istana Negara, Jakarta.

Dalam demo sejak pagi itu, ribuan orang berdiri di bawah terik matahari dan mengucap 1 suara, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Sementara di sekitar lokasi demo, arus kendaraan tersendat. Macet tak bisa dicegah. Para pengguna jalan pun habis-habisan mengeluh dan memaki kemacetan.

Setiap kali buruh beraksi, dampaknya pasti dirasakan warga se-Ibukota. Ada yang merasa dirugikan. Namun tak sedikit pula yang meraih keuntungan.

Seperti manis yang dirasakan Romawi si tukang kopi. Atau Sulistio si tukang bakso Malang. Tak cuma kisah manis Romawi dan Sulistio, masih ada sederet cerita di balik demo buruh yang Liputan6.com rangkum, Kamis (11/12/2014):

Selanjutnya: Cerita Si Tukang Kopi...

2 dari 6 halaman

Cerita Si Tukang Kopi

Cerita Si Tukang Kopi

Bukan perkara mudah untuk menjadi demonstran. Butuh fisik yang prima demi menjalani aksi seharian di jalan. Namun jangan takut asupan energi terhambat saat berdemo.

Karena ketika kelelahan menyerbu, orang-orang seperti Romawi siap membantu. Romawi adalah satu di antara puluhan pedagang minuman keliling yang saat demo buruh 10 Desember 2014 kemarin ikut berjualan di bundaran HI.

Berbagai minuman dijajakannya. Dari teh, kopi, hingga minuman rasa buah. Jangan tanya berapa keuntungan Romawi seharian itu, dia mengaku bisa mengeruk keuntungan hingga 3 kali lipat.

"Malah kita beli juga sama teman kalau misalnya kopi kita habis," kata Romawi.

Selanjutnya: Mangkuk Bakso...

3 dari 6 halaman

Mangkuk Bakso

Mangkuk Bakso

Tak cuma kopi dagangan Romawi, para demonstran buruh yang kelelahan juga menyerbu bakso Malang racikan Sulistio untuk mengisi perut. Hari itu pria 33 tahun tersebut sukses menjual 80 mangkuk bakso.

Masih tersisa 20 mangkuk memang. Namun jumlah itu pun sudah melebihi hari biasanya. Saat hari biasa, Sulistio hanya mampu menjual 40 dari 50 mangkuk yang dijajakannya.

"Bersyukur saja mas dapat rezeki lebih, tapi jangan serakah (nambah porsi)," ujar pedagang yang kerap berjualan di sekitar bundaran HI itu.

Selanjutnya: Parkiran Motor...

4 dari 6 halaman

Parkiran Motor

Parkiran Motor

Para buruh pun terbilang 'kreatif'. Mereka mengubah sebagian badan jalan di bundaran HI, khususnya yang ke arah Jalan Imam Bonjol, menjadi parkiran dadakan. Jumlah sepeda motor milih buruh itu mencapai ratusan.

Sementara demo berdemo, petugas kepolisian pun sibuk merapikan motor-motor itu. Hal itu terpaksa dilakukan agar tak mengganggu arus kendaraan yang melintasi bundaran HI. Baik yang ke arah Jalan Imam Bonjol maupun ke arah Jalan Jenderal Sudirman.

"(Motor-motor) Ini punya buruh semua,‎" kata seorang petugas polisi lalu lintas yang enggan disebutkan namanya.

Selanjutnya: Ambulans Terjebak...

5 dari 6 halaman

Ambulans Terjebak

Ambulans Terjebak

Seorang pasien rujukan terjebak di tengah kemacetan imbas demo buruh di Jalan Raya Serang, Bitung, Tangerang, Banten pada 10 Desember 2014. Ambulans yang membawa pasien tersebut tak bisa bergerak menerabas kemacetan.

Kekhawatiran tak bisa disembunyikan keluarga pasien yang takut terlambat mendapat penanganan medis. Sementara kepolisian tak bisa berbuat banyak.

Selanjutnya: Kuasai Busway...

6 dari 6 halaman

Kuasai Busway

Kuasai Busway

Ketika petang tiba, para buruh yang beraksi di bundaran HI sejak pagi pun mulai membubarkan diri. Mereka berkonvoi sambil melanggar lalu lintas.

Salah satunya, nekat menerobos jalur bus Transjakarta di dekat shelter Tosari, Jakarta Pusat. Ratusan motor buruh merebut jalur bus Transjakarta itu. "Kurang lebih 500 motor buruh masuk busway," kata Kapospol Blora Ipda Radiman usai demo buruh, 10 Desember 2014. (Mut)