Sukses

12 Tewas di Longsor Banjarnegara, Deteksi Detak Jantung Dilakukan

600 Personel gabungan dari berbagai unsur diterjunkan dalam proses evakuasi korban tanah longsor di Banjarnegara ini.

Liputan6.com, Banjarnegara - Ratusan warga dinyatakan hilang dalam peristiwa tanah longsor yang menimpa Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat 12 Desember malam.

Koordinator lapangan evakuasi bencana longsor Dusun Jemblung, Letkol Inf Edy R yang juga Komandan Kodim 0704 Banjarnegara menyatakan, jumlah warga yang terdata selamat sebanyak 200 orang.

"Dari pendataan, ada sekitar 300 jiwa menghuni Dusun Jemblung," kata Edy di lokasi evakuasi, Sabtu (13/12/2014).

Ia mengatakan, diperkirakan korban mencapai seratusan lebih. Jumlah rumah yang tertimbun longsor mencapai 40 rumah.

"Saat ini masih dilakukan evakuasi, sementara di lapangan  hingga Sabtu ini sudah tiga korban meninggal berhasil diangkat," ungkap dia.

Menurut dia, korban masih dapat bertambah, karena berdasar informasi di lokasi banyak pengguna jalan yang terkena longsoran. Jalur utama Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara saat ini terputus total karena peristiwa itu.

Edy menambahkan, 600 personel gabungan dari berbagai unsur diterjunkan dalam proses evakuasi ini. Namun, cuaca dan medan berat menjadi kendala bagi tim.

Berdasarkan data sementara posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, sebanyak 12 orang ditemukan dalam kondisi meninggal. Tujuh di antaranya sudah teridentifikasi.

Selain itu, ditemukan pula 15 orang dalam kondisi luka-luka.

Kapolres Banjarnegara AKBP Wika Hardianto mengungkapkan, pihaknya menduga masih banyak korban yang belum ditemukan dan masih tertimbun tanah longsor.

"Saya contohkan, kami mendapat informasi ada sebuah mobil tertimpa longsor saat melintas di ruas jalan Karangkobar-Banjarnegara. Nah mobil itu ditumpangi lima orang, dua di antara telah dievakuasi sehingga ada tiga orang yang tertimbun longsor dan belum ditemukan," kata Wika.

Selain itu, Wika Hardianto juga menyebutkan adanya ruas jalan yang tertutup material longsoran di jalur Karangkobar-Banjarnegara. Petugas kesulitan untuk membersihkan material longsoran, karena tanah di atasnya masih berpotensi menimbulkan longsor susulan.

"Kondisi tanah masih labil dan terus bergerak," tutur Wika.

Deteksi Detak Jantung

Evakuasi korban sempat terhenti karena terjadi longsor susulan dan medan yang sulit.

Sementara itu Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono menyebutkan pihaknya terus mencari para korban dengan peralatan deteksi detak jantung dan suara manusia yang tertimbun.

"Dua alat itu Life Locator. Alat ini digunakan karena mampu mendeteksi napas dan detak jantung korban yang ada di dalam timbunan material longsor. Satu lagi alat yang kita gunakan yaitu Acoustic device, alat ini sama fungsinya untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan. Hanya saja alat ini sensor yang digunakan peka terhadap gerakan suara atau teriakan suara yang ada di dalam timbunan," kata Agus Haryono kepada Liputan6.com, Sabtu (13/12/2014).

Agus menambahkan, data korban akibat longsor masih simpang siur. Belum ada data yang pasti berapa rumah yang tertimbun. (Tnt/Ans)