Liputan6.com, Banjarnegara - Hujan gerimis mengguyur Dusun Jemblung, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Tiba-tiba, suara gemuruh datang dari Bukit Telaga Lele yang menjulang di belakang dusun yang terletak di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar. [Longsor]( 2147003 "") menerjang.
"Kejadian (Jumat 12 Desember 2014) pukul 17.30 WIB menjelang magrib. Saya sedang berada di rumah, tiba-tiba ada suara gemuruh dan sekejap saja tanah sudah meratakan dusun," ungkap warga setempat, Wahono, kepada Liputan6.com, Sabtu (13/12/2014).
"Banyak suara minta tolong, tapi saya bingung karena nggak dapat berbuat apa-apa," ujar Wahono.
Usai terjangan longsor, suasana dusun gelap gulita karena aliran listrik putus. Dusun Jemblung kini telah rata dengan tanah. Bencana longsor meluluhlantakkan dusun yang berpenghuni 53 kepala keluarga (KK) atau sekitar 300 jiwa tersebut.
Baca Juga
Selanjutnya: Jumlah Korban
Advertisement
Jumlah Korban
Tercatat hingga Sabtu 12 Desember 2014 pukul 14.00 WIB, ratusan relawan telah menemukan 19 korban tewas yang terkubur material longsoran. Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara sebelumnya menyebutkan, 12 orang ditemukan dalam kondisi meninggal.
Sementara Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, selain korban tewas, longsor di Banjarnegara juga mengakibatkan sekitar 100 orang hilang.
Tim SAR gabungan dari BPBD, BNPB, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, relawan dan masyarakat masih mencari korban. "Kondisi medan cukup berat. Alat-alat berat diperlukan untuk membuka jalan yang tertutup longsor," ucap Sutopo.
Selanjutnya: Darurat Bencana
Advertisement
Darurat Bencana
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menetapkan musibah tersebut sebagai Darurat Bencana. Penetapan status ini setelah Gubernur Ganjar meninjau lokasi longsor di Dusun Jemblung, Banjarnegara tersebut.
Selanjutnya: Rawan Longsor
Rawan Longsor
Pada musim hujan saat ini pemerintah setempat mengeluarkan peringatan waspada bencana longsor di 25 titik. 70 Persen wilayah Banjarnegara memang masuk zona merah rawan longsor.
Menurut staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo, titik-titik longsor jumlahnya mencapai belasan. "Namun yang skalanya besar sekitar 4 tempat," ujar dia.
Merujuk catatan BPBD Kabupaten Banjarnegara, ke-25 titik lokasi rawan longsor itu terbagi di 8 desa yang berada di 6 kecamatan, dari jumlah keseluruhan 16 kecamatan yang berada di wilayah kabupaten tersebut.
Sejak 2006, hampir setiap tahun bencana longsor terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berikut catatannya seperti Liputan6.com rangkum, Jumat (12/12/2014):
Selanjutnya: Longsor Sijeruk Tahun 2006
Advertisement
Longsor Sijeruk Tahun 2006
Longsor dahsyat pernah menerjang Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah pada 4 Januari 2006. Bencana yang mendapat simpati secara nasional itu menimbulkan 90 korban jiwa.
Dari korban 90 jiwa saat itu, telah ditemukan 76 jenazah, sehingga masih ada 13 jenazah yang belum ditemukan. Kini lokasi bencana di Dusun Gunungraja telah dimanfaatkan warga untuk lahan perkebunan dan pertanian.
Selanjutnya: Longsor Tahun 2007-2009
Tahun 2007-2009
Berdasarkan data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, tanah longsor pada tahun 2007 tercatat sebanyak 57 kali. Sementara pada tahun 2008, BPBD Banjarnegara menginformasikan bencana longsor meningkat menjadi 76 kali. Pada tahun 2009, bencana alam serupa meningkat lagi sebanyak 126 kali.
Selanjutnya: Longsor Tahun 2007-2009
Advertisement
Tahun 2010-2013
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara mengungkapkan, bencana longsor di kabupaten tersebut pada tahun 2010 meningkat tajam sebanyak 200 kali.
Sementara, data lain menyebutkan, sejak akhir tahun 2011 hingga Oktober 2012, terdapat kejadian tanah longsor sebanyak 379 kasus. Sedangkan pada tahun 2013 dikabarkan terjadi longsor di 63 titik di Kabupaten Banjarnegara. (Ans)