Liputan6.com, Jakarta - Mata uang rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Meski pemerintah melihatnya sebagai kesempatan untuk ekspor, namun ada kekhawatiran dampak lain yang ditimbulkan dari pelemahan rupiah.
Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta beberapa menteri Kabinet Kerja pun menggelar rapat sidang terbatas.‎ "Ya, semua masalah ekonomi harus kita bahas, termasuk itu‎ (pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika)," kata JK, Rabu (17/12/2014).
Rapat akan digelar di Kantor Presiden, pukul 10.00 WIB, membahas masalah ekonomi. Selanjutnya, pukul 13.00 WIB dilanjutkan dengan sidang kabinet terbatas pembangunan manusia dan kebudayaan.
Sementara itu, mengikuti perkembangan rupiah, Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan apa yang terjadi tidak diakibatkan oleh kondisi fundamental dalam negeri, melainkan lebih dipengaruhi oleh faktor global.
"Ini memang seluruh negara, pelemahan mata uang kita sama mata uang negara lain, karena memang mulai ada penarikan dolar kembali ke Amerika,"kata Jokowi di Gedung BPK, Selasa 16 Desember 2014.
Namun begitu, Jokowi yakin dengan kondisi fundamental saat ini, Indonesia akan mejadi salah satu negara yang tidak akan mengalami pelemahan terlalu dalam.
Kekuatan Indonesia diceritakannya akan berada pada implementasi pengalihan subsidi BBM yang dilakukan pada bulan November 2014 dan akan mulai dikerjakan di 2015.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan. Bahkan pada pagi hari ini rupiah sempat menyentuh level Rp 12.900 per dolar AS. (Riz/Mvi)
Rupiah 'Keok', Jokowi-JK Gelar Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan apa yang terjadi tidak diakibatkan oleh kondisi fundamental dalam negeri.
Advertisement