Sukses

Jadi Penyeimbang dan Dapat Posisi Strategis, SBY Dianggap Cerdas

Sebagai partai penyeimbang, Demokrat dinilai mampu berbuat banyak terhadap proses politik di tanah air.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Soegeng Sarjadi Syndicate, Toto Sugiarto memuji langkah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang menempatkan partainya sebagai penyeimbang di antara Koalisi Merah Putih sebagai partai oposisi dan Koalisi Indonesia Hebat sebagai pendukung pemerintah.

"Cerdasnya SBY dan Partai Demokrat. Awalnya kan mereka menyatakan netral, tapi akhirnya SBY bilang Demokrat sebagai partai penyeimbang," kata Toto dalam diskusi '2014: Tahun Arogansi Politik' di Wisma Kodel, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Toto menilai, parpol yang berada pada posisi netral jelas berbeda dengan parpol yang berada dalam posisi penyeimbang. Jika posisi Demokrat netral, maka tidak akan membuat pengaruh di antara dua koalisi yang ada. Namun sebagai penyeimbang, Demokrat mampu berbuat banyak.

"Saat SBY bilang Demokrat penyeimbang, dia tidak lagi pasif. Penyeimbang artinya kalau ada yang berat sebelah diseimbangkan," ujar dia.

Menurut Toto, fakta bahwa SBY bisa berbuat banyak terlihat dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pilkada langsung yang diterbitkannya saat menjadi Presiden ke-6 RI.

Ia menambahkan, dengan menerbitkan Perppu tersebut maka SBY bisa memaksa agar dua kelompok di DPR bisa mendukung Perppu itu.

Toto mengatakan, KMP yang menolak pilkada langsung terpaksa menerima Perppu itu karena sudah menandatangani perjanjian bersama dengan Demokrat. KIH yang mendukung pilkada langsung, juga harus mendukung Perppu itu, meskipun ada perubahan terkait pilkada langsung yang diatur di dalamnya.

"Kuncinya ada di Demokrat sebagai penyeimbang, jadi ada upaya proaktif. Luar biasa ini Demokrat, kasus Pilkada ini kan posisi Partai Demokrat strategis, soalnya Pilkada mengacu pada Perppu," tandas Toto Sugiarto. (Mut)