Sukses

Tangkal ISIS, Menhan Minta Pesantren Ajarkan Islam yang Benar

Menhan Ryamizard mengatakan, selama ini, pesantren kerap dijadikan sumber perekrutan kelompok-kelompok radikal.

Liputan6.com, Jakarta- Gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) semakin mengkhawatirkan. Indonesia yang terkenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak pun menjadi sasaran perekrutan. Bahkan, di Poso, Sulawesi Tengah, ratusan orang ditengarai bergabung dalam kelompok radikal ISIS.

Pemerintah diharapkan dapat melakukan langkah-langkah pro aktif dalam menekan ruang gerak gerakan separatis ini. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, hal itu bisa dimulai dari pesantren-pesantren.

"Saya sampaikan di pesanteren, saat kuliah subuh, salat Jumat dimasukan sedikit-sedikit penjelasan Islam nggak bener, yang di luar hadits dan Alquran itu seperti apa," kata Ryamizard usai Rapim Kementerian Pertahanan, di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Dia mengatakan, selama ini, pesantren memang kerap dijadikan sumber perekrutan kelompok-kelompok radikal. Mereka melakukan pembelokan pemahaman dengan cara mencuci otak agar dapat ikut bergabung dengan jihad sebagai dalih. Karena itu, penjelasan di pesantren dianggap sangat penting.

"Kalau orang menculik, membunuh nggak bener itu tidak ada dalam Alquran dan hadits. Jangan sampai kuliah subuh hanya lucu-lucuan saja," tegas dia.

Praktik pembunuhan dan penculikan yang terjadi di beberapa negara seperti yang terjadi di Australia menjadi contoh nyata. Seorang pria Iran bernama Man Haron Monis melakukan penyanderaan di sebuah kafe di Sydney. Pria itu berusaha menarik perhatian ISIS dengan aksinya yang menenteng senjata api. 2 orang meninggal akibat tindakan Man Haron Monis.

Ryamizard menyatakan pada dasarnya tidak ada agama mana pun yang mengajarkan itu. "Saya rasa tidak ada agama mana pun yang mengajarkan itu. Itu tugas kita semua, kalau ada yang punya keluarga kasih tahu," tandas Ryamizard. (Mvi/Mut)