Sukses

Canda JK Soal Hebatnya Pemilu RI Dibandingkan Amerika

JK juga bercerita, dirinya pernah menjadi pengamat Pemilu di Azerbaijan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla berbagi cerita kocak seputar pemilu. Dalam ceritanya, pria yang karib disapa JK itu mengisahkan betapa 'canggihnya' pesta demokrasi di Indonesia bila dibandingkan dengan pemilu di Amerika Serikat.

"Ada suatu diskusi, konon kabarnya di Amerika era 80-an, profesor Amerika berkata, pemilu di tempatnya (dalam) 6 jam bisa diketahui hasilnya," kata JK saat memberikan pengarahan pada rakornas Komisi Pemilihan Umum (KPU) KPU/KIP Provinsi dan KPU/KIP Kabupaten seluruh Indonesia‎, di Ancol, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

"Dia tanya ke Meksiko, dan dibilang Meksiko butuh 3 hari, bisa 5 hari. Ditanya ke Indonesia, kita jawab 5 tahun sebelum pemilu kita sudah tahu hasilnya. Waktu zaman Pak Harto kan kita sudah tahu sudah terpilih lagi. Orang (negara lain) 5 hari setelah pemilu, kita 5 tahun sebelum pemilu sudah tahu," kelakar JK.

Hal itu pun sukses mengundang gelak tawa dari 3 ribu peserta yang hadir. Begitu juga Ketua KPU Husni Kamil Manik dan 6 komisioner KPU lainnya‎ yang hadir pun tertawa lepas.

JK juga menceritakan, dirinya pernah menjadi pengamat Pemilu di Azerbaijan. Dia memimpin sebuah tim yang berisi pula perwakilan dari negara lain.

"Saya punya pengalaman, tahun lalu saya jadi observer pemilu di Azerbaijan. Anggota kita dari macam negara, salah satu dari Pakistan. Saat saya pimpin evaluasi, delegasi Pakistan bilang, 'Saya mau pulang saja'. Dia bilang pemilu di sini membosankan," kata JK.

Delegasi Pakistan tersebut, kata JK, mengaku bosan karena tak ada aksi baku hantam, maupun pertumpahan darah. Bagaimana jika sang delegasi mengikuti proses pemilu di Indonesia?

"Karena tak ada bom, senjata dan bunuh diri. Mereka bisa saja sebut pemilu Indonesia membosankan. Dari sudut pandang kita itu pemilu tertib dan baik dilaksanakan," tutur dia.

‎Dalam kesempatan ini pula, JK menyampaikan apresiasi tinggi kepada para penyelenggara pemilu. Sebab, proses penghitungan yang masih dilakukan secara manual, bisa diselesaikan dengan baik.

Namun, dia menuturkan, dalam waktu dekat, pemilu bisa digelar secara online karena perkembangan teknologi.‎ "Walaupun pemilu Indonesia salah satu yang rumit di dunia. Pemilihan langsung dari negara-negara kita paling banyak dalam sehari."

"Di China tak ada seperti ini. Di India 15 hari, pakai elektronik jadi mudah hitungnya. Di Amerika walau banyak tapi hanya 50 persen partisipasinya. Jadi kita yang paling banyak. Karena ilmu teknologi berkembang, maka pemilu dengan teknologi hanya tinggal tunggu waktu. Ya lebih cepat, lebih baik. Lobi di bawah tak mudah kalau sudah teknologi," tandas JK.‎ (Ndy/Mut)