Liputan6.com, Jakarta - Inilah tahun paling sibuk dan mendebarkan. Kegaduhan politik terjadi sejak memasuki awal hingga akhir tahun. Peristiwa demi peristiwa politik terus terjadi, dari yang mengundang tawa, hingga mendebarkan, khawatir kerusuhan besar terjadi.
Dari awal tahun, sebagian orang mulai dari politisi, aktivis, artis, pedagang, hingga tukang parkir bersiap-siap mengikuti pemilihan anggota legislatif. Tak peduli latar belakang, asal percaya diri dan punya uang, mereka maju mencoba peruntungan di panggung politik.
Baca Juga
Namanya pertarungan, ada kalah ada menang. Yang menang bergembira. Tapi yang kalah, tak sedikit dari mereka mengamuk, menjadi gila, dan bahkan menarik kembali bantuan yang pernah diberikan. Sampai-sampai genteng sebuah musala dipreteli, diambil kembali oleh caleg yang gagal menjadi anggota dewan.   Â
Advertisement
Puncaknya saat pemilihan presiden di pertengahan tahun. Pilpres yang hanya diikuti dua pasang calon membuat suhu politik sangat panas. Masyarakat terbelah menjadi dua kubu: pendukung Pabowo-Hatta dan pendukung Jokowi-Jusuf Kalla. Perseteruan di antara dua kubu sampai merambah ke dunia maya. Facebook, Twitter, Path dan media sosial lainnya menjadi ' gelanggan perang' kata-kata di antara pendukung capres. Kampanye hitam pun merajalela.
Suhu politik terus memanas saat perebutan kursi ketua MPR dan DPR. Kemudian berangsur-angsur mereda setelah presiden terpilih Jokowi berpelukan dengan lawan politiknya, Prabowo Subianto. Masyarakat kembali mendapat kejutan saat Jokowi mengumumkan susunan kabinet. Salah satu menterinya, Susi Pudjiastuti, hanya lulusan SMP.
Di pengujung tahun, pengangkatan Ahok sebagai gubenur DKI Jakarta mengundang polemik. Sempat tersandung penolakan FPI dan sebagian anggota DPRD DKI, Ahok akhirnya melenggang sebagai DKI Jakarta I. Dia juga berhasil mewujudkan harapannya menggandeng Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya.
Berikut selengkapnya...
Januari-Februari
Januari
Ramai-ramai Nyaleg di Pemilu Legislatif
Pesta demokrasi dimulai. Begitu KPU membuka pendaftaran calon anggota legislatif 2014-2019, orang beramai-ramai mendaftar. Tak peduli dari mana dia berasal. Ada artis, politisi, akademisi, pedagang, tukang parkir, tukang koran, hingga kuli bangunan. Semua berlomba-lomba merebut perhatian pemilih, meski sebelumnya tidak pernah menggeluti politik. Gara-gara minim pengetahuan politik, artis yang maju dari PPP, Angel Lelga, dicela saat kesulitan menjawab pertanyaan pembawa acara saat tampil dalam salah satu acara dialog di televsi.
Â
TV Belanda filmkan operasi Prabowo di Papua
Kisah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menarik minat stasiun televisi nasional Belanda. Sebuah film dokumenter pun dibuat untuk menampilkan kisah penyanderaan dan pembebasan 2 warga negara Belanda, Martha Klein dan Mark van der Wal di Mapenduma, Papua. Keduanya disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1996. Di film berjudul Gegijzeld in Indonesie ini, Prabowo dikisahkan membebaskan 2 warga Belanda tersebut dalam ‘Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma’.
Februari
Penyadapan di Rumah Dinas Jokowi
Popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi semakin meningkat. Kehidupannya terlihat adem ayem. Namun ternyata, dia diduga menjadi target teror. Ditemukan 3 alat sadap di rumahnya dan ban mobilnya ditemukan sobek secara tak wajar. Penyadapan pertama kali diungkapkan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. Tak cuma itu, kapal yang akan ditumpangi Jokowi ke Kepulauan Seribu tiba-tiba meledak. Namun, Jokowi tetap santai dan tak mau memperpanjang masalah.
Jokowi `mengader` Ahok
Â
Gubernur DKI Jakarta Jokowi mengajak wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok blusukan. Bagi Jokowi ini hal biasa. Tapi Ahok, ini blusukannya yang pertama. Blusukan bareng itu pun memicu munculnya dugaan bahwa Jokowi menyiapkan Ahok sebagai pengganti karena dia akan dicalonkan sebagai presiden. Partai yang menaungi Jokowi, PDIP, terus mengelak soal pencapresan Jokowi. Pun begitu Jokowi, selalu diam saat ditanya soal pencapresan. Dia mengatakan, banyak kader PDIP yang juga pantas menjadi calon presiden.
Advertisement
Maret-April
Maret
Jokowi Terima Mandat Jadi Calon Presiden
Kabar yang ditunggu-tunggu tersiar juga. Jokowi resmi maju menjadi calon presiden setelah diberi mandat oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mandat itu diumumkan Jokowi di Rumah Pitung kawasan Marunda, Jakarta Utara, Jumat 14 Maret 2014 siang. Setelah menyatakan menerima mandat sebagai calon presiden PDIP, Jokowi mencium bendera merah putih di rumah si Pitung. Jokowi memilih Rumah Pitung karena merupakan simbol perlawanan.
Â
Prabowo Disebut Bakal Gandeng Abraham Samad
Pencapresan Jokowi membuat situasi politik memanas. Nama-nama pun bermunculan untuk ditawarkan menjadi calo wakil presiden pendamping Jokowi. Salah satunya, nama Ketua KPK Abraham Samad. Nama Samad juga diinginkan untuk menjadi calon wapres Prabowo Subianto. Ketua KPK itu dinilai mempunyai kualitas dan kapabilitas dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Menanggapi hal ini, Samad mengatakan tak bisa menolak takdir bila memang menjadi calon wakil presiden.
Â
Saling Sindir Prabowo vs Jokowi
Hawa politik terus memanas seiring pencapresan Joko Widodo oleh PDIP. Banyak cibiran, termasuk dari capres Prabowo Subianto. Ketua Umum Partai Gerindra itu seolah menyindir Jokowi sebagai pemimpin yang suka berbohong dan tidak menepati janji untuk memimpin Jakarta selama 5 tahun. Seperti biasa, Jokowi tak terpengaruh. Dia cuma meminta para pengkritik menyampaikan pendapat dengan santun.
Â
April
Memilih Anggota Parlemen
Pesta demokrasi digelar. Pada 9 April 2014, sejak pagi hari rakyat yang memiliki kartu suara mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilih mereka. Demi mendongkrak semangat pemilih menuju kotak suara, panitia membuat TPS beraneka rupa. Ada bertema gua, sekolah, sepakbola, hingga bernuansa adat daerah masing-masing. Ada caleg yang beruntung lolos ke Senayan, tapi banyak juga yang gagal. Salah satu artis gagal jadi anggota dewan adalah Charles Bonar Sirait. Meski mengantongi 10 ribu suara, dia masih kalah suara oleh politisi kondang lain.
Heboh Perjanjian Batu Tulis
Pencapresan Joko Widodo berbuntut panjang. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dianggap melanggar Perjanjian Batu Tulis antara PDIP dan Partai Gerindra. Dalam perjanjian itu, disebutkan putri Bung Karno tersebut mendukung Prabowo pada Pemilu 2014, setelah Prabowo mendukung Mega pada Pemilu 2009. Senior PDIP Sidharto Danusubroto menyatakan, Perjanjian Batu Tulis sudah tidak berlaku secara moral etika. Perjanjian baru berlaku bila Megawati menang Pemilu 2009 dan terpilih kembali menjadi Presiden.
Â
Mei-Juni
Mei
Anggota Parlemen Baru
KPU mengumumkan, 560 caleg terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Berdasarkan penghitungan perolehan kursi oleh KPU, PDIP mendapat jatah kursi terbanyak yaitu 109 kursi, diikuti Partai Golkar 91 kursi, Partai Gerindra 73 kursi, Partai Demokrat 61 kursi, dan PAN 49 kursi. Kemudian PKB 47 kursi, PKS 40 kursi, PPP 39 kursi, Partai Nasdem 35 kursi, serta Partai Hanura 16 kursi.
Akta nikah Jokowi-Iriana Lawan Kampanye Hitam
Menjelang pemilihan presiden, kampanye hitam terus menyerang Joko Widodo. Salah satu serangan itu menyebut Jokowi berdarah China. Sebagai pengusung Jokowi, PDIP tak tinggal diam. Dalam akun Facebook-nya, partai berlambang banteng moncong putih itu mengunggah fotokopi akta nikah Jokowi dan istrinya, Iriana. Dalam surat pernikahan tersebut, Jokowi dituliskan memberi seperangkat alat salat dan tafsir Al Quran kepada mempelai wanita.
Koalisi Gemuk vs Ramping
Hanya ada 2 pasang calon presiden dan wakil presiden yang menjadi peserta Pilpres 2014. Dua pasang calon itu adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang didukung koalisi Partai Gerindra, PAN, PPP, PKS, Partai Golkar, PBB dan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang didukung PDIP, PKB, Nasdem, Partai Hanura, dan PKPI. Dukungan ini menyebabkan perpolitikan di Indonesia terbelah menjadi dua kubu: pendukung Prabowo yang disebut koalisi gemuk dan pendukung Jokowi yang disebut koalisi ramping.
Juni
Pembicaraan JK-Hatta saat Dipergoki Jokowi
Sebulan menjelang pemilihan presiden, dua pasang capres dan cawapres diadu kebolehannya menyampaikan visi dan misi mereka di depan rakyat melalui acara debat publik. Debat yang diselenggarakan KPU ini berlangsung 5 kali, dan menjadi acara yang ditunggu-tunggu publik. Dari debat ini, muncul banyak cerita menarik. Di antaranya saat Jokowi memergoki cawapresnya Jusuf Kalla dan cawapres Hatta Rajasa berbicara sembunyi-sembunyi empat mata di sudut ruangan. Pembicaraan itu ternyata tentang siapa pemodal Tabloid Obor Rakyat, tabloid yang gencar menyebarkan kampanye hitam terhadap Jokowi.
Prabowo dan Jokowi di Mata Pengamat Asing
Pemilu Presiden 2014 yang hanya diikuti 2 pasang calon menjadi sorotan, termasuk oleh dunia luar. Setiap tindak tanduk Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK menjadi pembicaraan dan pemberitaan. Peneliti politik internasional senior di Asia Institute, Universitas Melbourne, Australia, Dave McRae, mengakui turut mengamati visi dan misi dua pasang capres dan cawapres mengingat posisi Indonesia yang semakin penting di mata dunia.
Â
Advertisement
Juli-Agustus
Juli
Memilih Presiden ke-7
Inilah hari yang paling ditunggu-tunggu dalam 5 tahun terakhir. Warga berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara, memilih capres dan cawapres idola. Pertarungan pilpres tahun ini sangat ketat, karena hanya diikuti dua pasang calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Ketatnya pertarungan sampai-sampai memunculkan dua kelompok lembaga survei yang masing-masing memenangkan jagoannya dalam quick count atau hitung cepat.
Â
KPU Umumkan Pemenang Pilpres
Setelah 13 hari menunggu ketidakpastian, Selasa 22 Juli pukul 21.05 WIB, KPU mengumumkan pemenang pilpres. Pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-Jusuf Kalla dinyatakan sebagai pemenang dengan memperoleh 70.997.883 atau 53,15% suara. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diurutan kedua dengan memperoleh 62.576.444 atau 46,85% suara. Hasil ini langsung disambut suka cita oleh pendukung Jokowi-JK. Sebaliknya, kubu Prabowo-Hatta menggugat hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi.
Agustus
Mahkamah Konstitusi Tolak Gugatan Prabowo
Â
Peluang Prabowo Subianto untuk mengubah hasil pilpres tertutup sudah. Mahkamah Konstitusi menolak semua gugatannya terkait hasil penghitungan suara KPU yang menyebut pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres. Putusan ini membuat suasana lega sekaligus mencekam. Lega karena kisruh hasil pilpres selesai, dan mencekam karena pendukung Prabowo langsung menggelar demo besar-besaran yang mengakibatkan sejumlah orang terluka dan merusak Taman Patung Kuda di Jalan MH Thamrin.
Pasukan Baru Pengawal Jokowi
Pemandangan berbeda terlihat sehari setelah MK menolak gugatan Prabowo. Jokowi yang biasanya hanya dikawal 5 walpri, tiba-tiba dikelilingi belasan Paspamres setelah MK mengukuhkan kemenangannya. Mobil dinasnya pun ganti kelas dari Kijang Innova menjadi sedan Mercedes-Benz. Awalnya Jokowi rikuh, dia mengaku merasa aneh dan bingung melihat banyaknya paspampres yang mengawalnya. Tak butuh waktu lama, akhirnya Jokowi terbiasa juga dikawal rombongan Paspampres.
Â
September-Oktober
September
Ahok Mundur dari Gerindra
Riuh RUU Pilkada membuat Ahok menyatakan mundur dari Partai Gerindra. Dia kecewa dengan partainya yang mendukung pilkada melalui DPRD dan mematikan pilkada langsung. Ahok menolak pilkada tidak langsung karena menganggap akan merugikan rakyat. Dia menilai jika kepala daerah dipilih DPRD, mereka hanya akan mementingkan anggota dewan dan mengesampingkan urusan rakyat. Pilihannya mundur dari Gerindra membuat Ahok dikecam sejawatnya di Gerindra.
DPR Sahkan RUU Pilkada
Menggunakan strategi sedemikian rupa, Koalisi Merah Putih (KMP) akhirnya berhasil mengesahkan RUU Pilkada yang berarti pilkada tidak lagi dilakukan secara langsung tapi melalui DPRD. Disebut-sebut, RUU ini berhasil lolos gara-gara ulah anggota Fraksi Demokrat yang walk out saat voting digelar. Publik pun marah kepada Ketua Umum Demokrat, SBY. Mereka mengungkapkan kekecewaannya kepada presiden ke-6 RI itu dengan membuat #ShameOnYouSBY di Twitter.
Oktober
Anggota dan Ketua Baru DPR
Sebanyak 555 dari 560 orang yang menang dalam pemilu legislatif dilantik sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Banyak wajah baru, tapi banyak juga wajah lama. Pelantikan ini dibayang-bayangi perebutan kursi ketua DPR dan MPR oleh 2 kubu yakni Kubu Koalisi Merah Putih dan Kubu Koalisi Indonesia Hebat. Benar saja, saat pemilihan ketua DPR dan MPR, Senayan ricuh, rapat paripurna beberapa kali ditunda yang berujung pada kemenangan kubu KMP.
Jadi Presiden, Jokowi Membelah Lautan Manusia Menuju Istana
Bak sepasang pengantin, Jokowi-Jusuf Kalla diarak massa menggunakan kereta kuda ke istana setelah dilantik sebagai presiden dan wakil presiden oleh DPR. Lautan manusia mengantar keduanya menuju istana. Inilah saat ketika warga beramai-ramai memasuki Istana Presiden secara bebas tanpa protokoler. Pelantikan Jokowi sekaligus melunturkan ketegangan politik, apalagi Prabowo akhirnya hadir dalam pelantikan. Enam hari setelah dilantik, Jokowi langsung mengumumkan susunan Kabinet Kerja.
Advertisement
November-Desember
November
Lawatan Perdana Jokowi ke Luar Negeri
Presiden Jokowi dan rombongan mendarat di Beijing, Tiongkok. Kedatangan Jokowi ke Negeri Tirai Bambu untuk menghadiri KTT APEC. Ini merupakan lawatan perdana Jokowi ke luar negeri setelah dilantik jadi presiden. Dalam kunjungan pertama ini, Jokowi juga mengunjungi Myanmar, dan kemudian Australia. Dalam kunjungan perdana, Jokowi berhasil menggandeng banyak pengusaha dunia untuk berinvestasi di Indonesia.
Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta
Setelah melewati jalan terjal, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai presiden. Perjalanan Ahok menuju kursi DKI 1 penuh batu sandungan. Sejak awal namanya disebut menggantikan Jokowi, penolakan datang silih berganti. Penolakan keras dilontarkan Front Pembela Islam (FPI) dan juga lawan-lawan politiknya. Ahok tak gentar. Ia terus maju dan menjadi kepala daerah pertama yang dilantik Jokowi di Istana Negara.
Desember
Munculnya 2 Ketua Umum di Partai Golkar
Awal Desember diwarnai dengan memuncaknya perpecahan di tubuh Partai Golkar. Dua kubu yang bertikai masing-masing menggelar munas. Kubu Aburizal Bakrie atau Ical menggelar Munas IX Golkar di Bali dan pada 3 Desember menunjuk secara aklamasi Aburizal Bakrie sebagai ketua umum lagi. Sedangkan lawan Ical, kubu Agung Laksono, menggelar munas di Ancol pada 8 Desember dan menunjuk Agung sebagai ketua umum. Â
Batal Jomblo, Ahok Lantik Djarot Saiful Hidayat Jadi Wakil Gubernur DKI
Sempat memicu pro-kontra sampai-sampai Presiden Jokowi mengeluarkan Keppres Nomor 114/P tahun 2014 tentang pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya. Posisi wagub DKI sebelumnya diperebutkan PDIP dan Gerindra. Namun Ahok ternyata punya pilihan sendiri. Pada 17 Desember, dia melantik Djarot di Balai Agung, kantor Gubernur DKI Jakarta. (Sun/Mvi/Yus)
Lihat motion graphics Kaleidoskop News Politik 2014 di sini.